Liputan6.com, Jakarta - Banyak pemilih yang belum sadar atau melek profil para capres dan cawapres peserta Pilpres 2014. Hal ini dikhawatirkan dapat menjadi gerbang untuk money politics atau politik uang.
Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar yang telah mengundurkan diri, Fahmi Idris mengaku masih sulit mendalami visi dan misi dari 2 pasang kandidat capres-cawapres Pilpres 2014.
"Agak rumit mendalami visi-misi capres-cawapres. Itu visi-misi juga kan dibikinin. Mengenai para pemilih capres nanti yang sadar tentang figurnya, programnya, atau visi-misi tadi itu paling banyak 10 persen," kata Fahmi di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan, Minggu (24/5/2014).
"Dan sekitar 25 persen orang lebih karena loyalis partai. Sisanya bisa dibeli dan bisa dibujuk, bisa dipengaruhi artinya masa mengambang."
Padahal menurut Fahmi, pertarungan pada Pilpres 2014 ini akan lebih ketat. Ini adalah kali pertama pertarungan pilpres di Indonesia berlangsung head to head atau saling berhadapan. Namun dia memprediksi, pemilih muda nanti akan lebih cenderung mengikuti pilihan para pemilih tua yang dianggap berpengalaman dan memiliki intuisi kuat.
"Kalau anak muda tanya bapaknya, kita milih apa, ikut aja. Yang jauh telepon saya, saya jawab ya itu saja dan itu saja pilihnya pasti. Padahal di antara mereka ada S2, karena dianggap saya lebih pengalaman," pungkas Fahmi. (Ein)
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.