Seperti Spanyol vs Belanda, Mahfud Nilai Prabowo Menang 5-1

Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD menilai apa yang dipaparkan Jokowi masih sebatas konsep.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 16 Jun 2014, 03:14 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2014, 03:14 WIB
Mahfud MD
Mahfud MD (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Debat capres kedua yang bertema pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial telah berlangsung cukup panas. Debat kali ini yang hanya menampilkan capres yang beradu konsep dalam 6 segmen. Prabowo Subianto dinilai kubunya menang telak dari rivalnya, Joko Widodo alias Jokowi.

Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD menilai, Prabowo memperoleh skor 5-1 atas Jokowi. Skor ini tak ubahnya seperti pertandingan Spanyol vs Belanda dalam laga Piala Dunia yang berlangsung Minggu dini hari itu.

"5-1 seperti Spanyol lawan Belanda. Saya sangat puas," ujar Mahfud usai debat capres di Gran Melia, Jakarta, Minggu (15/6/2014).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan, Prabowo menguasai hampir seluruh segmen. Mulai segmen 1 sampai 3 Prabowo tampak menguasai materi. Begitu juga dengan segmen 5 dan 6.

"Hanya segmen 4 saja yang jawabnnya pendek-pendek. Jadi tidak memberi solusi yang mungkin diharapkan. Tapi, 5 dan 6 menang lagi. Saya kira itu tidak bisa dibantahlah, ya," tegas Mahfud.

Menurut Mahfud, cara Prabowo menjelaskan visi-misi dan programnya sangat baik. Prabowo begitu apik memaparkan visi, lalu dibalut dengan program nyata.

"Pak Prabowo visi dan programnya satu. Visinya dijelaskan lalu programnya nyata apa yang dilakukan," tandasnya.

Masih Konsep

Sementara Mahfud menilai apa yang disampaikan Jokowi dalam debat capres kedua ini masih berupa konsep. "Jokowi masih berkutat seputar konsep," ujar Mahfud.

Mahfud menjelaskan, konsep yang dinilai terus-menerus diungkapkan Jokowi itu ada pada Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Bahkan, Jokowi tak henti-hentinya menyebut kartu itu hampir sepanjang debat.

"Bahkan 3 segmen ditanya panjang-panjang jawabnnya kartu sehat, kartu pendidikan. 3 Segmeb itu terus. Padahal pertanyaannya beda," ujar Mahfud.

Padahal menurut Mahfud hal itu sangat teknis. Apa yang disampaikan Jokowi juga terlihat sangat lokal, meski menggunakan nama Indonesia.

"Itu terlalu teknis dan lokal. Tapi, okelah perdebatan itu memberi apa ya pada rakyat," pungkas Mahfud.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya