Liputan6.com, Jakarta - Pemilu Presiden (pilpres) akan dilaksanakan 2 hari lagi, tepatnya pada Rabu 9 Juli. Hanya ada 2 pasangan capres dan cawapres yang bersaing dalam Pilpres, yakni Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK.
Meski Jokowi merupakan partnernya memimpin Jakarta selama 1,5 tahun, Basuki Tjahaja Purnama Purnama alias Ahok justru memprediksi Jokowi akan kalah di DKI.
Baca Juga
Hal itu disampaikannya usai menggelar rapat dengan sejumlah pejabat di DKI seperti Biro Kepala Daerah, Plt Sekda, Deputi Gubernur. Dalam rapat tersebut, juga dibahas mengenai persiapan Pemprov pada 9 Juli nanti.
Advertisement
"Jakarta mungkin akan kalah Jokowi. Supaya kembali. Hehehe," ucapnya sambil terkekeh di Balaikota Jakarta, Senin (7/7/2014).
Namun yang pasti, menurut Pelaksana Tugas (plt) Gubernur DKI itu, Pemprov DKI dan pihak kepolisian telah bekerja sama untuk menjaga keamanan dan ketertiban ketika Pilpres berlangsung. Dirinya juga mengaku telah mendapat laporan dari sejumlah Kapolres, tentang personel polisi yang akan turun bersiaga.
"Pengamanan ok. Kompi polisi tadi udah lapor beberapa contoh. Polisi akan turun penuh, udah siaga. Tadi saya udah rapat sama salah satu kapolres," ujarnya.
Terutama, lanjut Ahok, untuk mengantisipasi adanya kerusuhan yang dapat mengakibatkan pengrusakan fasilitas. Maka, menurut Ahok, di kawasan seperti bendungan, waduk atau pompa air, akan diturunkan 15 kompi (1.500 orang) baik polisi maupun TNI. Untuk menjaga tak ada penjebolan, dari oknum tak bertanggung jawab.
"Misalnya Kanal Banjir Barat jebol. Tenggelem istana kalau gitu kan. Kita harus jaga. Kita nggak mau ada risiko apapun, tiba-tiba ada yang berbahaya. Yang kayak gitu biasanya mereka udah pikirin, tentara polisi lebih nyambung. Kalau kita, pemprov, Satpol PP kegiatan rutin aja, karena kita nggak bisa ngapa-ngapain udah ada polisi dan tentara," jelas Ahok. (Ein)