SBY: Mengakui Kekalahan Mulia, Mengucapkan Selamat Itu Indah

SBY menyarankan pihak-pihak yang tidak bisa menerima keputusan KPU untuk menempuh cara-cara yang elegan, seperti menempuh jalur hukum.

oleh Rinaldo diperbarui 21 Jul 2014, 16:24 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2014, 16:24 WIB
SBY
SBY (Ist.)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, pihak yang kalah tidak selalu jelek. Bahkan, orang yang kalah namun berani mengucapkan selamat, sama mulia derajatnya dengan mereka yang menang.

"Mengakui kekalahan itu mulia. Mengucapkan selamat kepada yang menang itu indah. Allah Maha Besar, saat kita kalah ya memang kalah, kemudian mengucapkan selamat pada yang berhasil, maka Allah SWT akan memberikan kemuliaan dan hal yang sama," kata SBY di Kantor Berita Antara, Jakarta, Senin (21/7/2014).

SBY mengatakan, sikap bisa menerima kekalahan merupakan sikap yang mulia dan patut diapresiasi dengan baik. SBY juga menegaskan, ketegangan menunggu hasil Pilres 2014 hanya dirasakan sebagian kalangan. Sedangkan sebagian besar masyarakat Indonesia tetap merasakan kedamaian.

"Besok saat KPU mengumumkan, kita melihat ada ketegangan. Namun rakyat Indonesia tidak tegang, masyarakat lebih sejuk, damai, menjalankan kehidupan yang normal," ucap SBY.

Karena itu SBY mendorong dan mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Mahkamah Konstitusi (MK) untuk melakukan tugasnya dengan baik, transparan dan akuntabel.

"Jika ada perselisihan dibawa ke Mahkamah Konstitusi, maka harus diputus secara transparan dan akuntabel. Saya senang kedua lembaga itu berkomitmen agar semua hasilnya betul-betul menghadirkan kebenaran yang terjadi," ujar SBY.

SBY pun menyarankan pihak-pihak yang tidak bisa menerima keputusan KPU untuk menempuh cara-cara yang elegan, seperti dengan mengajukan gugatan ke MK.

"Jika besok ada yang tidak menerima hasil perhitungan suara, maka saya sarankan untuk menempuh jalan konstitusional dengan cara damai. Undang-undang kita telah mengatur, memberikan ruang untuk mewadahi hal itu jika besok terjadi."

Kalau dibawa ke Mahkamah Konstitusi, lanjut SBY, maka MK harus didorong menjalankan tugasnya dengan baik. "Kalau semua berjalan dengan baik, maka 20 Oktober akan terjadi pergantian kepemimpinan nasional dengan damai dan bermartabat," demikian SBY.

Hadir mendampingi SBY dalam acara ini antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, serta Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring. (Ant/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya