Jemaah Haji Diminta Tidak Khawatir Terjangkit Kolera

Meski demikian, tim KKHI Madinah akan terus memberikan edukasi terkait hal-hal yang bisa mengarah pada kolera.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 30 Jul 2017, 13:05 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2017, 13:05 WIB
haji
Perawatan jemaah haji di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Taufiqurrohman)

Liputan6.com, Madinah - Kasubsi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah Ika Nurfarida menyampaikan, jemaah haji Indonesia tidak perlu khawatir akan terjangkit kolera. Menurutnya, sampai saat ini belum ada laporan wabah kolera di Arab Saudi.

"Kolera itu kan penyakit karena penularan akibat dari kebersihan, karena sanitasi dan higienis yang kurang. Jadi saya rasa tidak perlu khawatir, karena untuk kegiatan sanitasi dan surveillance sudah ada upaya yang dilakukan tim kami," kata Ika di KKHI Madinah, Arab Saudi, Sabtu 29 Juli 2017, waktu setempat.

Meski demikian, tim KKHI Madinah akan terus memberikan edukasi terkait hal-hal yang bisa mengarah pada kolera, terutama tentang pencegahan infeksi saluran pencernaan.

"Kami akan edukasi jemaah tentang bagaimana mencuci tangan yang benar, bagaimana mengonsumsi makanan yang sehat, tidak boleh makan yang sudah basi atau tertunda di luar label yang ditetapkan pihak katering," terang Ika.

"Kami juga akan lakukan deteksi dini. Jika ada penderita yang mengalami perubahan pola buang air besar, agar segera menghubungi petugas kesehatan untuk segera diobservasi," sambung dia.

Fasilitas Rumah Sakit

KKHI Daker Madinah memiliki kapasitas total 54 tempat tidur dengan tujuh tempat tidur cadangan. KKHI juga mengoptimalkan kerja sama dengan RS Arab Saudi (RSAS). Ika mengaku sudah melakukan kunjungan ke lima RSAS untuk meminta dukungan mereka dalam pelayanan pasien.

"Kami menyadari, fasilitas ini jauh memadai sehingga butuh support untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah. Semua RSAS mendukung dan menerima apa pun kasus yang dialami jemaah kita. Jadi kalau melebihi kapasitas di sini, kami akan melakukan rujukan," tandas Ika.

Namun demikian, penerapan standar medis dengan mengacu standar internasional juga diterapkan di RS ini. Terdapat empat garis dengan warna berbeda untuk proses evakuasi jemaah yang sakit. Garis merah, untuk mengarahkan pasien dengan kegawatan yang mengancam nyawa, garis kuning untuk jalur evakuasi pasien dengan kegawatan yang tidak mengancam nyawa.

"Kalau hijau, itu untuk pasien dengan kasus ringan dan biasa. Namun pasien masih perlu kita observasi dan dilakukan cek laboratorium, jika penyakitnya ringan bisa rawat jalan," ungkap Ika.

Sedangkan untuk garis hitam merupakan jalur evakuasi bagi pasien yang sudah meninggal dunia kemudian dilakukan proses identifikasi fisik.

Hingga hari ini, penanganan pasien di KKHI Madinah terlihat normal. Pasien yang dirawat masih merupakan jemaah yang mempunyai penyakit bawaan sejak di Tanah Air. Total, hanya 3 pasien yang mendapatkan penanganan, dan itu pun ketika mendarat di Madinah.


Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya