Tradisi Nyadran Khas Warga Sleman Sambut Bulan Suci Ramadan

Bila biasanya arak-arakan nyadran diiringi kirab bregodo prajurit, tapi ini justru menampilkan sajian musik Islami, yaitu hadroh.

oleh Maria Flora diperbarui 10 Mei 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2018, 18:00 WIB

Fokus, Sleman - Warga Dusun Krandon, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, memiliki tradisi nyadran untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan pekan depan. Berbeda dengan tradisi nyadran di tempat lain, tradisi nyadran di Wedomartani ini memadukan unsur budaya Jawa dan Islam.

Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Kamis (10/5/2018), bila biasanya arak-arakan nyadran diiringi kirab bregodo prajurit. Namun, ini justru menampilkan sajian musik Islami, yaitu hadroh.

Tradisi nyadran diawali dengan arak-arakan berbagai hasil bumi keliling kampung. Tradisi yang digelar setiap bulan Syaban atau ruwah ini juga dilakukan untuk menghormati dan mendoakan para leluhur.

Tak heran arak-arakan berakhir di tempat pemakaman desa, tempat dilangsungkannya doa bersama dan bersih-bersih makam atau reresik.

"Supaya semua kalangan masyarakat akan melestarikan tradisi ini sampai kapan pun," kata tokoh masyarakat Parindri.

Dengan tradisi nyadran, warga menjadi lebih bersih dan siap menghadapi datangnya bulan suci Ramadan yang penuh berkah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya