Jelang Idul Fitri, Satgas Pangan Pantau Pergerakan Harga Sembako

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan, pengungkapan kasus yang terkait pangan turut memengaruhi harga pangan di pasaran.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 06 Jun 2018, 15:25 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 15:25 WIB
Sidak Pasar Jelang Ramadan
Disperindag Tangerang Selatan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar dan supermarket kawasan BSD, Selasa (15/5). Sidak tersebut untuk mengecek ketersediaan dan kestabilan harga stok pangan menjelang bulan Ramadan. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Satgas Pangan akan terus memantau harga pangan dan distribusinya ke masyarakat, khususnya menjelang Idul Fitri 1439 H.

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan, hasil pemantauan sejak Januari hingga Mei 2018, Satgas Pangan telah mengungkap 421 kasus.

Rinciannya, 179 kasus bahan pokok dan 242 kasus nonbahan pokok. Jumlah tersangka kasus yang ditangani Satgas Pangan Polri ini mencapai 397 orang. Dari 421 kasus tersebut, 275 di antaranya telah selesai atau dilimpahkan ke kejaksaan.

"Polda Kalimantan Barat dengan 84 kasus, Polda Jawa Timur dengan 76 kasus dan Polda Jawa Tengah dengan 23 kasus. Namun, memang ada beberapa Polda yang tidak menangani kasus bahan pokok dan nonbahan pokok," kata Ari dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Ari menambahkan, jumlah kasus yang masih dalam status penyelidikan dan penyidikan kasus pangan mencapai 175 berkas. Polda Jawa Timur menjadi yang terbanyak untuk kasus dengan status penyelidikan dan penyidikan dengan 60 kasus. Disusul oleh Kalimantan Barat dengan 15 kasus dan Polda Sumatera Utara dengan 12 kasus.


Pengaruhi Stabilitas Harga

Jelang Ramadan, Disperindag dan Polres Bogor Sidak Harga Sembako
Petugas Disperindag dan Polres Bogor berdialog dengan pedagang saat melakukan sidak harga stok kebutuhan pangan di pasar Cibinong, Bogor (2/5). (Merdeka.com/Arie Basuki)

Menurut Ari, pengungkapan berbagai kasus tersebut berpangaruh pada stabilitas harga. Mafia pangan tidak lagi dengan mudah melakukan manipulasi harga yang mencekik masyarakat.

"Buktinya, saat ini kestabilan harga pangan terwujud," ucap Ari.

Ari mengaku, pengungkapan kasus yang terkait pangan turut mempengaruhi harga pangan di pasaran. Misalnya, kata dia, saat pengungkapan kasus bawang putih yang mencapai 238 ton beberapa waktu lalu.

"Sebelum pengungkapan harga bawang mencapai Rp 38 ribu, setelah pengungkapan harga bawang putih menjadi Rp 13 ribu di pasar Induk Kramat Jati," kata Ari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya