Liputan6.com, Jakarta - Kepala Seksi Bimbingan Ibadah, Ansor Sanusi, mengatakan pihaknya telah menyiapkan 10 bus yang telah dimodifikasi untuk digunakan safari wukuf di Arafah bagi jemaah haji yang mengalami gangguan kesehatan.
Sebanyak empat dari 10 bus digunakan untuk mengangkut jemaah uzur yang berbaring. Setiap bus bisa memuat lima hingga delapan orang jemaah yang akan safari wukuf di Arafah
Baca Juga
Sementara itu, enam bus lain dikhususkan untuk jemaah uzur dalam posisi duduk. Kapasitas bus 20-30 orang.
Advertisement
"Bus sudah dimodifikasi menyesuaikan dengan kondisi pasien. Kendaraan sudah dikondisikan untuk tetap menjaga kenyamanan jemaah uzur,” kata Ansor, di Kantor Urusan Haji (KUH) Mekah, Minggu (19/8/2018).
Nantinya, setiap bus akan disiagakan petugas haji sebagai pembimbing ibadah, petugas pembantu umum, serta tim medis yang terdiri dari dokter dan perawat.
Jumlah jemaah uzur yang mengikuti safari wukuf di Arafah mencapai ratusan orang. Kriterianya adalah mereka yang harus dirawat tanpa menggunakan alat medis, seperti alat bantu pernapasan dan lainnya.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Wukuf Mulai Senin Dini Hari
Direktur Klinik Kesehatan Haji (KKHI) Makkah, Nirwan Satria, mengatakan prosesi safari wukuf dimulai pada Senin, 20 Agustus 2018, dini hari. Petugas kesehatan akan membersihkan jemaah uzur, mulai dari mandi hingga memakaikan ihram.
Usai dikenakan ihram, jemaah akan dibimbing membaca niat haji. Setelah sarapan pagi dan minum obat, peserta safari wukuf masuk ke dalam bus yang ditentukan dan diberangkatkan ke Arafah.
Sampai di Arafah, jemaah haji yang sakit tidak meninggalkan kendaraan. Mereka tetap duduk dan berbaring di dalam bus.
"Inti haji adalah wukuf, karena itu sebisa mungkin jemaah diusahakan untuk ke Arafah selama memungkinkan," kata Kepala Bimbingan Ibadah PPIH Makkah KH Ali Zawawi.
Selesai wukuf, jemaah sakit akan dipulangkan ke KKHI untuk menjalani perawatan. Sementara untuk mabit di Muzdalifah dan lempar jumrah di Mina serta tawaf ifadah akan dibadalkan.
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci.
Advertisement