Bahaya Tidur Usai Makan Sahur, Bisa Rusak Pencernaan

Kebiasaan tidur setelah makan bukanlah hal yang baik

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 08 Mei 2019, 03:45 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2019, 03:45 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Salah satu Sunnah dalam berpuasa adalah santap sahur. Sebelum berpuasa, umat Islam dianjurkan untuk makan sahur. Sahur adalah sebuah istilah Islam yang merujuk kepada aktivitas makan yang dilakukan pada dini hari bagi yang akan menjalankan ibadah puasa. 

Aktivitas sahur sendiri dapat berupa menyantap sesuatu walaupun hanya seteguk air. Waktu sahur yang disunnakan adalah selepas tengah malam. Waktu sahur yang berada pada jam tidur terkadang membuat Anda ingin segera menjalankan tidur usai makan sahur. Tidur usai makan memang sebuah godaan yang sulit ditahan.

Namun, kebiasaan tidur setelah makan bukanlah hal yang baik. Masalah dengan makan setelah tidur adalah bahwa tubuh paling nyaman mencerna makanan dalam posisi tegak. Dengan begitu proses pencernaan akan lebih mudah menyerap makanan.

Saat Anda tidur, tubuh Anda bekerja keras mencerna makanan dan ini dapat menyebabkan masalah mulai dari gangguan pencernaan hingga kemungkinan peningkatan risiko stroke.

Nah, jika Anda sedang menjalankan ibadah puasa, ada baiknya jika tidak langsung tidur usai makan sahur. Berikut adalah bahaya tidur usai makan yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin(6/5/2019)

Kenaikan berat badan

Ilustrasi berat badan
Ilustrasi berat badan. (iStock)

Tidur setelah makan memang sudah terbukti buruk bagi kesehatan. Salah satu dampak buruknya adalah resiko obesitas. Untuk menurunkan berat badan, Anda harus membakar lebih banyak kalori dari makanan yang Anda konsumsi.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tidur usai makan berat dapat meningkatkan risiko obesitas. Saat Anda langsung tidur usai makan sahur, kalori yang masuk akan tertimbun dan sulit dicerna.

Akibatnya lemak akan menumpuk dan menimbulkan obesitas. Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan sehingga membuat berat badan di atas normal. Secara umum, penyebab utama dari obesitas adalah ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi.

Heartburn

Sembilan Cara untuk Atasi Heartburn
Sembilan Cara untuk Atasi Heartburn

Berbaring telentang segera setelah makan besar mungkin terasa enak pada awalnya. Namun, pada kenyataannya saat tubuh Anda beristirahat, sistem pencernaan Anda bekerja keras. Hal ini karena dalam posisi berbaring tubuh akan lebih sulit untuk mencerna makanan.

Heartburn adalah istilah yang menggambarkan sensasi terbakar yang dimulai dari bagian tengah dada dan bergerak naik ke tenggorok, akibat asam lambung yang naik ke tenggorokan. Sensasi terbakar terjadi ketika beberapa isi lambung mendorong ke kerongkongan. Hal ini disebut refluks, dan hal itu menyebabkan iritasi dan rasa sakit yang dialami sebagai heartburn.

Heartburn disebabkan oleh kelebihan asam lambung, yang menghasilkan sensasi terbakar yang menyebar dari perut ke dada Anda dan kadang-kadang naik ke tenggorokan Anda. Bisa juga disertai dengan sendawa. Heartburn ini justru bisa membuat Anda sulit untuk tidur nyenyak.

Refluks asam

Penyakit refluks gastroesofageal atau Gastroesophageal reflux juga disebut GERD atau acid reflux, disebabkan oleh katup antara perut dan kerongkongan yang tidak menutup semua salurannya. Ini memungkinkan asam lambung untuk kembali ke tenggorokan yang menyebabkan sensasi terbakar.

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah penyakit kronik pada sistem pencernaan. GERD terjadi ketika asam lambung naik kembali ke esofagus (kerongkongan). Hal ini dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada esofagus tersebut.

Berbaring telentang segera setelah makan dapat memperburuk kondisi ini. Jika tidak diobati, asam lambung yang masuk ke kerongkongan Anda dapat merusak selaput lendir. Jika Anda terus tidur setelah makan, itu mungkin dapat menyebabkan sejumlah penyakit pencernaan.

Stroke

Ilustrasi stroke (iStockphoto)
Ilustrasi stroke (iStockphoto)

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Ioannina di Yunani, pergi tidur tepat setelah makan dapat meningkatkan peluang Anda terserang stroke.

Penelitian ini berfokus pada 500 orang sehat, dimana 250 yang sebelumnya mengalami stroke dan 250 yang didiagnosis dengan sindrom koroner akut. Penelitian ini menemukan bahwa mereka yang menunggu paling lama antara makan dan tidur berada pada risiko terendah untuk terkena stroke.

Teori berbeda memasukkan gagasan bahwa refluks asam lebih mungkin menyebabkan sleep apnea, yang terkait dengan stroke. Teori lain adalah bahwa tindakan pencernaan dan pengaruhnya terhadap tekanan darah, kadar gula darah dan jumlah kolesterol dapat memengaruhi kemungkinan Anda terkena stroke. Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi hal ini.

Solusi dari usai makan sahur

Ketika mengonsumsi makanan, lambung akan mencerna makanan agar dapat diserap tubuh dengan baik. Umumnya, proses mencerna makanan membutuhkan waktu 2 jam. Jika Anda tidur sebelum proses pencernaan selesai, pencernaan belum sempurna melakukan tugasnya. Akibatnya, gangguan pencernaan dan penyerapan nutrisi akan terganggu. Selain itu energi yang dihasilkan tidak sempurna.

Jika Anda merasa sangat mengantuk usai makan sahur, usahakan untuk tidur 2 jam setelah makan sahur. Jeda yang cukup akan memberi kesempatan tubuh mencerna makanan yang baru dikonsumsi.

Selain itu, salah satu sunnah Rasul juga menganjurkan untuk makan sahur pada akhir menjelang batas waktu sahur. Anda juga dapat mengisi 2 jam usai makan sahur untuk salat subuh, berdzikir, atau mambaca Al Quran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya