Buka Puasa, Langsung Makan Besar atau Salat Maghrib Dulu?

Menjelang datangnya berbuka puasa di hari pertama 1440 ini, mari menyegarkan teladan nabi. Saat berbuka, langsung makan besar atau Salat Magrib dulu?

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 06 Mei 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2019, 17:00 WIB
Korma, salah satu makanan khas berbuka puasa yang dianjurkan baginda Rosululloh SAW
Korma, salah satu makanan khas berbuka puasa yang dianjurkan baginda Rosululloh SAW (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut Hari pertama puasa Ramadan 1440 H tahun ini akan segera dinikmati kaum muslim Indonesia, tak terkecuali bagi warga kota seribu kuliner Garut, Jawa Barat. Lantas apakah yang perlu didahulukan setelah berbuka puasa, melanjutkan makan besar atau Shalat Magrib dulu?

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda, Cisurupan Garut, KH Cecep Jaya Karama mengatakan, sesuai sunah yang diajarkan Nabi Muhammad, nabi selalu menyegerakan ta’jil atau berbuka, saat waktu iftor tiba. “Dan disunahkan membaca doa iftor dulu dengan tertib,” ujarnya, Senin (6/5/2019).

Menurutnya, etika berbuka puasa yang diajarkan nabi selalu menyantap makanan yang manis dan sehat, sehingga menambah semangat untuk beribadah.

“Setelah berbuka puasa pun beliau tidak bermalas-malasan, akan tetapi segera berangkat ke masjid untuk melaksanakan Salat Magrib berjamaah dengan para sahabat,” kata dia menerangkan.

Dalam hadits yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik RA dikatakan, bahwa Rasulullah SAW biasanya segera berbuka dengan kurma segar (ruthab). Jika tidak ada kurma segar, maka beliaun memilih berbuka dengan kurma yang sudah dikeringkan (tamar).

“Jika tidak ada, maka beliau berbuka puasa dengan air putih segar,” ujar salah satu dai muda Garut tersebut.

Dalam praktek berbuka, nabi selalu menyantap makan secukupnya, sehingga tidak menimbulkan rasa malas untuk menjalankan ibadah lainnya seperti Shalat Magrib dan lainnya.

“Setelah selesai shalat maka beliau kembali memakan makanan yang ada alakadarnya,” ujar Cecep.

Melihat pola etika berbuka puasa yang diajarkan Rasululloh, Cecep menyarankan agar pelaksanaan berbuka puasa, alangkah baiknya menyantap makanan manis namun menyehatkan seperti kurma. “Namun jika tidak ada kurma bisa dengan beberapa teguk air putih juga baik,” ujarnya.

 

Suasana Pertama Ramadan di Garut

Nampak aktifitas dalam mesjid Agung Garut saat hari pertama Ramadan 1440 tahun ini
Nampak aktifitas dalam mesjid Agung Garut saat hari pertama Ramadan 1440 tahun ini (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sementara itu, seperti tahun sebelumnya, Masjid Agung Garut menjadi tujuan favorit warga kota Intan yang tengah berada di kota Garut, untuk menjalankan aktifitas ibadahnya di hari pertama Ramadan tahun ini.

Mereka melakukan shalat berjamah, tilawah hingga tiduran di masjid terbesar kota Intan Garut tersebut. “Lokasinya yang berada di pusat kota memudahkan semua warga untuk beraktifitas,” ujar Yadi, salah satu warga Karang Pawitan, selepas shalat berjamaah.

Menurutnya, sebagai pusat aktifitas ibadah dan keagamaan lainnya, kehadrian masjid buatan 1880-an tersebut memiliki sejarah panjang bagi masyarakat Garut. “Nilai sejarahnya cukup panjang,” ujar dia.

Hal yang sama disampaikan Wawan, salah satu pegawai swasta. Seiring pengurangan jam aktifitas kerja di kantornya, ia sengaja memilih masjid Agung untuk meningkatkan aktifitas ibadahnya. “Dengan itikaf saja besar sekali pahalanya,” kata dia.

Ia berharap, dengan awalan yang baik shalat berjamaah di hari pertama Ramadan, memberikan spirit tersendiri untuk meningkatkan kualitas ibadahnya. “Kan hari hari biasa banyak terlambat, khusus Ramadan saya berusaha untuk tepat waktu,” ujar dia sambil tersenyum.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya