Liputan6.com, Jakarta Doa malam Lailatul Qadar tentunya akan memberikan berkah yang begitu besar kepada siapa saja umat muslim yang mendapatkannya. Oleh karena itu, banyak umat muslim yang semakin meningkatkan ibadahnya di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Baca Juga
Advertisement
Bulan Ramadan memang penuh berkah. Selain doa yang mudah dikabulkan dan ibadah dan amalan baik mendapatkan ganjaran berkali-kali lipat, tersedia juga malam yang begitu mulia, yaitu malam Lailatul Qadar, yang lebih baik dari seribu bulan.
Oleh karena itu, doa malam Lailatul Qadar perlu kamu ketahui agar bisa mendapatkan malam kemuliaan tersebut. Dengan beribadah di malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan, akan sangat merugi bila kamu bermalas-malasan dalam beribadah.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (30/5/2019) tentang doa malam Lailatul Qadar.
Doa Malam Lailatul Qadar
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Aisyah RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, andaikan aku bertemu lailatul qadar, do’a apa yang bagus dibaca? Rasul menjawab
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni”
Yang artinya: Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku (HR. Ibnu Majah)
Jadi begitulah doa malam lailatul qadar yang disarankan oleh Nabi Muhammad SAW. Kehadiran malam lailatul qadar tentunya sangat diharapkan oleh siapapun. Setiap umat muslim tentu akan melantunkan doa malam lailatul qadar setiap malamnya di bulan Ramadan bila memang menginginkannya.
Apalagi dengan ganjaran pahala yang didapatkan lebih baik ketimbang beribadah di bulan lain, sekalipun selama seribu bulan. Begitu istimewanya satu malam lailatul qadar ini bagi umat manusia, maka tidak akan rugi bila kamu memperbanyak lantunan doa malam lailatul qadar.
Namun tidak ada satu orangpun yang mengetahui waktu pasti datangnya malam lailatul qadar ini. Waktunya dirahasiakan oleh Allah SWT, namun Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan bahwa malam lailatul qadar ini datang pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan.
Ini terlihat dari ibadah dan amalan beliau yang diperbanyak pada malam malam tersebut. Jadi kamu juga bisa meneladani amalam Nabi Muhammad di 10 hari terakhir bulan Ramadan dengan memperbanyak lantunan doa malam lailatul qadar. ‘Aisyah berkata, “Saat memasuki sepuluh akhir Ramadhan, Rasulullah SAW fokus beribadah, memperbanyak ibadah di malam hari, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah,” (HR Al-Bukhari).
Hadits Riwayat Ahmad menyebutkan, “Siapa yang mendirikan atau memperbanyak ibadah pada malam lailatul qadar atas dasar keimanan dan keikhlasan, maka dosanya diampuni, baik yang berlalu maupun yang akan datang.”
Hadits ini mengisyaratkan kamu untuk terus-menerus dan menjaga konsistensi ibadah di bulan Ramadhan karena kita tidak tahu kapan datangnya lailatul qadar. Baik itu di awal bulan Ramadan maupun pada akhir bulan Ramadan. kamu juga harus konsisten dalam melantunkan doa malam lailatl qadar setiap malam di bulan Ramadan.
Advertisement
Melakukan I’tikaf
Pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan i’tikaf. Walaupun I’tikaf bisa dilakukan kapan saja. Nabi Muhammad SAW melakukan I’tikaf di 10 malam terakhir Ramadan dengan bertadarus membaca Al Quran dan merenung sambil berdoa, tidak hanya doa malam lailatul qadar saja.
Salah satu doa malam lailatul qadar yang juga sering dibaca oleh Nabi Muhammad SAW adalah:
Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzabannar.
Yang artinya: wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.
Doa malam lailatul qadar yang dipanjatkan oleh Nabi Muhammad SAW ini bukan sekadar permohonan untuk mendapatkan kebajikan di dunia dan di akhirat saja, namun juga untuk memantapkan langkah dalam meraih kebajikan yang dimaksud. Doa malam lailatul qadar ini memiliki makna tentang permohonan yang tentunya disertai dengan usaha.
I’tikaf sendiri berarti berhenti atau diam di dalam masjid dengan niat semata untuk beribadah kepada Allah SWT. I’tikaf bisa dilakukan kapan saja dan hukumnya sunah bagi selueuh umat islam. I’tikaf harus dilakukan di masjid dan lebih utama dilakukan pada seppuluh hari terakhir di bulan Ramadan, sebagaimana yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang tercantum pada sebuah hadits:
Dari Ubay bin Ka’ab dan A’isyah, Rasulullah saw beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, hingga Allah menjemputnya (wafat).
Melaksanakan I’tikaf di masjid pada malam hari merupakan harapan dan semangat dalam menunggu turunnya lailatul qadar dengan membaca al quran dan melantunkan berbagai doa malam lailatu qadar. Karena adanya keutamaan malam lailatul qadar inilah orang berbondong bonding melakukan I’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan di malam hari. Padahal sebenarnya I’tikaf juga bisa dilaksanakan pada siang hari bulan Ramadan.