Dokter Ungkap Alasan Orang Jarang Sakit Mag Saat Puasa

Jadwal makan yang berubah saat Ramadan ikut memengaruhi kesehatan sehingga orang jarang mengalami sakit mag.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Apr 2020, 06:15 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2020, 06:15 WIB
Penyakit yang Bisa Muncul Setelah Lebaran
Mag / Sumber: iStockphoto

 

Liputan6.com, Jakarta Spesialis penyakit dalam konsultas gastroenterologi hepatologi Hendra Nurjadin mengaku jarang menangani pasien dengan keluhan sakit mag saat puasa.

Menurutnya, jadwal makan yang berubah saat Ramadan ikut memengaruhi kesehatan sehingga orang jarang mengalami sakit mag.

"Selama puasa kan orang enggak makan setelah subuh sampai magrib baru makan (berbuka puasa). Sehabis salat tarawih, orang juga makan lagi. Paling tidur sebentar. Terus bangun dan sahur," jelas Hendra saat ditemui di Jakarta, ditulis Kamis (11/4/2019).

Jadwal makan selama puasa ini membuat seseorang tetap terkontrol untuk makan. Orang akan sering makan pada malam hari.

Saluran pencernaan terpenuhi asupan makan sehingga mencegah sakit mag.

"Ada pengaruh juga terkait niat ibadah. Niat beribadah puasa ini membuat orang selama Ramadan jarang sakit mag," lanjutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Keluhan Sakit Mag Muncul Selepas Ramadan

Namun yang menjadi perhatian adalah selepas Ramadan, orang yang sakit mag kembali meningkat. Hal ini juga dipengaruhi pola makan yang kembali tidak teratur.

"Tapi setelah puasa (usai Ramadan), banyak yang sakit mag, Ini karena pola makan yang berantakan. Makan tidak teratur juga. Nah, ini yang orang sering lupa. Harus juga tetap menjaga pola makan," lanjut Hendra, berpraktik di RSPI - Puri Indah.

Pola makan tidak teratur membuat lambung jadi sensitif. Dikutip dari laman KlikDokter, pola makan yang tidak teratur dapat peningkatan asam lambung.

Produksi asam lambung berlebihan menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus. Nyeri sebagai pertanda sakit mag akan dirasakan seseorang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya