Liputan6.com, Jakarta Beberapa hari belakangan, udara terasa panas dan lembap. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat peningkatan suhu di sejumlah wilayah di Indonesia menjadi 34-36 derajat Celsius.
Menurut BMKG, suhu udara yang meningkat itu disebabkan oleh berkurangnya tutupan awan. Mengutip Antara, cuaca panas ini terutama dirasakan wilayah Indonesia bagian selatan yang tengah dalam masa transisi dari musim hujan menuju kemarau diiringi pergerakan semu matahari dari posisi di atas khatulistiwa menuju Belahan Bumi Utara.
Baca Juga
Transisi itu ditandai dengan embusan angin timuran dari Benua Australia atau dikenal sebagai monsun Australia. Angin monsun Australia yang bersifat kering dan kurang membawa uap air menghambat pertumbuhan awan, mengutip Antara.
Advertisement
Berpuasa ketika suhu udara panas meningkatkan risiko dehidrasi yang mengarah pada kelelahan dan mual. Individu yang berisiko dehidrasi yakni anak-anak, lansia, pasien diabetes, pasien penyakit ginjal, atau penyakit kronis lainnya. Begitu juga individu yang beraktivitas di luar ruangan.
Faktor risiko lain yang menyebabkan dehidrasi yaitu diare, muntah, demam tinggi, atau peningkatan buang air kecil.
Dehidrasi parah diawali dengan gejala mulut kering, kulit kering dan berkeriput, merasa lambat, kurang konsentrasi, lelah, tidur berlebih, kesulitan buang air kecil, konstipasi, hingga aritmia jantung.
Melansir laman Hamad.qa, bila Anda mengalami tanda-tanda yang telah disebutkan atau diduga mengalami dehidrasi, disarankan untuk segera berkonsultasi pada dokter.
Â
Cegah Dehidrasi
Berikut tips mencegah dehidrasi selama puasa Ramadan:
- Minum 8 hingga 12 gelas air antara waktu berbuka hingga sahur.
Disarankan untuk meminum air hangat daripada air dingin karena air hangat lebih cepat diserap tubuh. Selain itu, disarankan juga untuk mengonsumsi sup setiap hari selama Ramadan karena sup merupakan sumber cairan yang baik. Selanjutnya, buah-buahan dan sayuran seperti semangka, tomat, mentimun, anggur dan lainnya diketahui mengandung air dan mengurangi haus.
- Hindari penggunaan garam dan rempah berlebih.
Sebaiknya hindari makanan yang mengandung banyak rempah saat berbuka karena hal itu aan meningkatkan keinginan minum. Demikian juga dengan asupan garam. Mengonsumsi makanan tinggi garam akan meningkatkan rasa haus.
- Kurangi makan makanan manis.
Penelitian menunjukkan bahwa makan makanan manis meningkatkan haus karena tinggi kandungan gula. Anda bisa makan buah-buahan yang mengandung air dan memiliki rasa manis alami.
- Hindari kafein dan nikotin.
Kafein adalah diuretik alami karena meningkatkan keinginan berkemih dan haus. Direkomendasikan untuk menghindari minuman berkafein selama Ramadan. Minuman tersebut termasuk minuman energi dan berkarbonasi, teh, dan kopi. Juga hindari merokok karena memicu mulut kering dan haus.
- Hindari beraktivitas di luar ruangan dengan paparan matahari langsung.
Temperatur panas dan paparan langsung matahari akan membuat tubuh dehidrasi. Namun, dalam kondisi PSBB seperti saat ini tampaknya sedikit sekali orang yang beraktivitas di luar ruangan.
Advertisement