Sikap Sejuk Gus Miftah ke Farel Prayoga dan Ajaran Toleransi dalam Surah Al-Kafirun

Kebersamaan ulama Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah dengan penyanyi cilik Farel Prayoga saat mengisi acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi perhatian. Pasalnya, dalam momen tersebut Gus Miftah mencerminkan sikap tasamuh dalam Islam.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 09 Okt 2022, 04:30 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2022, 04:30 WIB
Sikap Tasamuh terhadap Umat Beragama
Ilustrasi tasamuh atau toleransi - Credit: unsplash.com/Team

Liputan6.com, Jakarta - Kebersamaan ulama Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah dengan penyanyi cilik Farel Prayoga saat mengisi acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi perhatian. Pasalnya, dalam momen tersebut Gus Miftah mencerminkan sikap tasamuh dalam Islam.

Sikap tasamuh yang dicerminkan oleh Gus Miftah ketika ulama pendiri Pesantren Ora Aji itu mempersilakan Farel menjalankan ibadah sesuai agamanya, meskipun Farel tidak mengungkapkan apa agama nonmuslim yang dianutnya.

“Apapun agamamu tetap sing ibadah sesuai dengan kepercayaanmu,” pesan Gus Miftah seperti dilihat dalam YouTube Btd Channel, Sabtu (8/10/2022).

“Jadi umpama Kristen ya berangkatlah ke gereja, umpamanya Buddha berangkatlah ke vihara. Karena Indonesia semua agama dilindungi oleh negara. Tepuk tangan untuk toleransi,” sambungnya.

Untuk diketahui, tasamuh adalah istilah toleransi dalam Islam. Sikap ini telah dicontohkan oleh ulama kharismatik Gus Miftah juga ulama-ulama lainnya hingga Rasulullah SAW.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Ajaran Toleransi Surah Al-Kafirun

Dalil Tentang Tasamuh
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: unsplash.com/Afiq

Islam memang mengajarkan pemeluknya untuk mencerminkan sikap toleransi atau tasamuh kepada orang yang berbeda agama. Ajaran toleransi tersarikan dalam Al-Qur’an surah Al-Kafirun.

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (١) لا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (٢) وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (٣) وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (٤) وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ   (٥) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (٦ 

Artinya: “Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (Surah ini dapat dilihat juga di sini)

Surah Al-Kafirun mengajarkan tentang toleransi. Berdasarkan asbabul nuzul-nya, tafsir Ibnu Katsir menerangkan saat itu kafir Quraisy mengajak Rasulullah SAW untuk menyembah berhala selama satu tahun, mereka juga akan menyembah Allah SWT selama satu tahun juga.

Kemudian turunlah surah Al-Kafirun sebagai respon untuk menyikapi orang kafir kaum Quraisy. Surah ini juga menegaskan bahwa perkara akidah tidak bisa dicampuradukkan.

Itu artinya, seorang muslim menghargai agama dan kepercayaan orang lain, akan tetapi memiliki batasan tertentu yang tak boleh dilanggar.

Isi Kandungan Surah Al-Kafirun

Ilustrasi Al-Quran
Ilustrasi Al-Quran (Sumber: steemit.com)

Mengutip Dream.co.id, ada lima kandungan surah Al-Kafirun yang dapat dipetik dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pernyataan dan penegasan bahwa umat muslim tidak akan pernah menyembah seperti apa yang orang kafir sembah. 

2. Pernyataan dan penegasan bahwa sesembahan umat muslim sangat berbeda dengan sesembahan orang kafir. 

3. Penolakan atas permintaan orang kafir dalam mengajak umat muslim menyembah apa yang disembah orang kafir. 

4. Ajakan toleransi dalam hal menghormati masing-masing ajaran agama dan kepercayaan yang berbeda. 

5. Surat yang sengaja diulang-ulang ini merupakan penegasan dan pemutus harapan orang-orang kafir dalam mengajak orang-orang muslim menyembah apa yang ia sembah.

Wallahu'alam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya