Naskah Khutbah Jumat Singkat: Tanda Kiamat yang Nyata, Kerusakan Lingkungan

Naskah khutbah kali ini mengangkat tema tanda kiamat yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Yakni, kerusakan lingkungan

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2023, 12:30 WIB
Ilustrasi Tanah longsor (Istimewa)
Ilustrasi Tanah longsor (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Bencana alam kerap merundung Indonesia dan belahan dunia lain. Longor, banjir, amukan gelombang tinggi laut dan masih banyak lainnya.

Disinyalir bencana alam yang massif itu terkait dengan kerusakan lingkungan. Anomali iklim, cuaca ekstrem hingga pemanasan global, menjadi tema sehari-hari.

Kerusakan alam sudah menjadi sorotan dalam Al-Qur'an yang diturunkan nyaris 15 abad lalu. Ini menunjukkan bahayanya rusaknya alam. Simak surat Ar'Rum ayat 41 ini,

Kerusakan tampak di darat dan di laut karena ulah tangan manusia sendiri agar Allah dapat menimpakan kepada mereka sebagian ulah tangan mereka agar mereka kembali,” (Ar-Rum ayat 41).

Dalam ayat tersebut Allah SWT bersabda akan ada balasan untuk ulah tangan manusia. Dalam hal ini, bisa diartikan bencana sebagai akibat dari kerusakan alam.

Banyaknya bencana alam merupakan salah satu tanda kiamat. Gempa bumi, bencana hidrometeorologi, dan bencana lainnya menempatkan dunia dalam krisis dan tampak mempercepat akhir dunia.

Pada kesempatan Jumat kedua bulan Sya'ban ini, redaksi mengetengahkan naskah khutbah Jumat terkait dengan kerusakan lingkungan sebagai tanda kiamat.

Teks khutbah Jumat yang cukup singkat ini disusun oleh Alhafiz Kurniawan, M. HumDai Muda Betawi, Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Pengurus LBM PBNU, Dosen Agama Islam UI, dan Penyuluh Agama Islam Kebayoran Lama, jaksel.

Materi khutbah Jumat dengan judul asli 'Kerusakan Lingkungan sebagai Tanda Kiamat yang Nyata' ini dinukil dari islami.co, Rabu (1/3/2023). Semoga bermanfaat.

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Hari kiamat diyakini oleh orang-orang yang beriman karena hari kiamat merupakan salah satu rukun iman dalam agama Islam. Hari kiamat merupakan akhir dari kehidupan duniawi. Hari kiamat diawali oleh beberapa hal sebagaimana dikabarkan oleh Al-Qur’an dan hadits Rasulullah saw.

Hari kiamat ditandai oleh sejumlah anomali yang sama sekali mengejutkan dan mencengangkan bagi pengalaman manusia. Hari kiamat setidaknya ditandai oleh kemunculan makhluk-makhluk yang tidak lazim, peperangan, pembunuhan, perzinaan, dosa, diangkatnya ilmu agama, dan bencana alam.

Adapun bencana alam, pencemaran lingkungan, krisis iklim, dan kerusakan bumi belum mendapatkan banyak perhatian dari umat manusia dan umat Islam pada khususnya sebagai sebagai awal dari Hari Kiamat.

Kerusakan lingkungan, bencana alam, mengecilnya keragaman hayati karena penggundulan hutan, tata kelola sampah plastik yang buruk, eksploitasi atas alam, ekstraksi mineral/penambangan, pencemaran tanah, dan pertumbuhan populasi manusia yang tak terkendali, belum sepenuhnya disadari sebagai tanda-tanda hari kiamat itu sendiri.

Adapun alam dan lingkungan merupakan rumah kita bersama, tempat berpijak dan tempat makhluk hidup tumbuh berkembang. Jika alam dan lingkungan sebagai tempat tumbuh kembang ragam hayati itu mengalami kerusakan, apakah nama lain untuk menyebut fenomena ini selain proses menuju kepunahan ragam hayati dan spesies manusia itu sendiri, yang dalam bahasa agama disebut Kiamat.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Kita diinformasikan dalam beberapa surat di dalam Al-Qur’an terkait peristiwa Kiamat yang mengerikan. Kita diingatkan bahwa keterombang-ambingan nasib manusia menuju kehancuran serta kepunahan dan kerusakan gunung-gunung sebagai pasak bumi.

الۡقَارِعَةُ مَا الۡقَارِعَةُ   وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا الۡقَارِعَةُ يَوۡمَ يَكُوۡنُ النَّاسُ كَالۡفَرَاشِ الۡمَبۡثُوۡثِۙ‏ وَتَكُوۡنُ الۡجِبَالُ كَالۡعِهۡنِ الۡمَنۡفُوۡشِؕ

Artinya, “Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti laron yang berterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihamburkan,” (Al-Qari’ah ayat1-5).

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Kerusakan lingkungan, bencana alam baik gempa, banjir, tanah longsor, maupun penurunan permukaan tanah, krisis iklim, kenaikan suhu pada alam terbuka, dan pencemaran bumi baik di darat, laut, maupun di udara merupakan penanda awal hari Kiamat. Rasulullah dalam salah satu sabdanya berikut ini menyebutkan secara lugas bencana alam sebagai rangkaian dari Hari Kiamat. Rasulullah saw bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ

Artinya, “Hari Kiamat tidak akan terjadi sehingga banyak terjadi gempa bumi,” (HR Bukhari).

Kerusakan lingkungan, bencana alam, krisis iklim bukan sesuatu yang berjalan secara alamiah atau natural begitu saja. Kerusakan lingkungan, bencana alam, krisis iklim terjadi atas kontribusi besar tangan manusia.

Semua itu terjadi karena kegagalan manusia dalam mengatasi laju pertumbuhan populasi, pengurangan atas efek gas rumah kaca, serta ketidakmampuan menghadirkan energi alternatif terbarukan, pengurangan lahan hijau terbuka, peningkatan emisi karbon secara global akibat penggunaan kendaraan bermotor dan mesin-mesin industri, penggunaan listrik tak terkendali, serta eksploitasi alam.

Umat manusia memegang penuh nasib kehidupan duniawi ini. Jika ada kesadaran dan itikad baik, manusia dapat menjalankan tata kelola bumi dan lingkungan yang berkelanjutan. Tetapi jika manusia mengutamakan ego dan nafsu keserakahannya, bumi berikut isinya bergerak menuju kiamat.

Al-Qur’an dalam Surat Ar-Rum ayat 41 menyebutkan peran besar manusia atas kerusakan lingkungan dan atas Kiamat itu sendiri:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya, “Kerusakan tampak di darat dan di laut karena ulah tangan manusia sendiri agar Allah dapat menimpakan kepada mereka sebagian ulah tangan mereka agar mereka kembali,” (Ar-Rum ayat 41).

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Dari sini jelas bahwa kerusakan alam semesta yang merupakan kiamat itu sendiri tidak terjadi secara natural atau alamiah begitu saja. Kerusakan lingkungan yang membuat krisis iklim dan kerusakan sistem kosmos berangkat dari ketidakberdayaan bumi dalam menanggung beban keserakahan, kebebalan, kelalaian, kezaliman, dan juga kebodohan umat manusia berinteraksi dengan alam semesta.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ بِاْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَالْآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُلِلَّهِ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والرِّبَا وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَعَزَّ وَأَجَلَّ وَأَكْبَرْ

Tim Rembulan

Saksikan Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya