Doa Setelah Makan Tulisan Arab, Latin, dan Artinya, Ketahui Juga Adabnya

Membaca doa setelah makan merupakan salah satu adab dari makan dan minum yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 01 Apr 2023, 04:45 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2023, 04:45 WIB
Ilustrasi makan bersama keluarga, buka puasa
Ilustrasi makan bersama keluarga, buka puasa. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Agama Islam merupakan agama yang sangat menyeluruh. Setiap urusan mulai dari kita bangun tidur sampai tidur lagi, semua ada aturannya, termasuk ketika makan. Bahkan untuk makan, kita haru membaca doa sebelum makan dan doa setelah makan.

Membaca doa setelah makan merupakan salah satu adab dari makan dan minum yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Selain itu, makan yang diawali dan diakhiri dengan doa akan menyehatkan jiwa dan raga. Serta dengan berdoa kita akan mendapatkan pahala.

Jika tanpa membaca doa sebelum makan dan doa setelah makan, maka aktivitas makan hanya akan menjadi aktivitas makan seperti biasa. Akan tetapi jika membaca doa sebelum makan dan doa setelah makan, maka aktivitas makan tersebut akan bernilai ibadah.

Bagi kamu yang belum memahami doa setelah makan dan doa sebelum makan, berikut ulasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (28/3/2023).

Doa Setelah Makan

Sebenarnya ada berbagai macam versi dari doa setelah makan. Versi pertama dari doa setelah makan adalah sebagai berikut:

الْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ ، غَيْرَ مَكْفِىٍّ ، وَلاَ مُوَدَّعٍ وَلاَ مُسْتَغْنًى عَنْهُ ، رَبَّنَا

Alhamdulillahi kastiron thoyyiban mubarokan fiih, ghoiro makfiyyin wa laa muwadda’in wa laa mustaghnan ‘anhu robbanaa

Artinya: segala puji hanyalah milik Allah, yang Allah tidak butuh pada makanan dari makhluk-Nya, yang Allah tidak mungkin ditinggalkan, dan semua tidak lepas dari butuh pada Allah, wahai Rabb kami

Doa setelah makan itu didasarkan pada sebuah riwayat dari Abu Umamah, ia berkata bahwasanya,

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengangkat hidangannya (artinya: selesai makan), beliau berdo’a: Alhamdulillahi kastiron thoyyiban mubarokan fiih, ghoiro makfiyyin wa laa muwadda’in wa laa mustaghnan ‘anhu robbanaa (segala puji hanyalah milik Allah, yang Allah tidak butuh pada makanan dari makhluk-Nya, yang Allah tidak mungkin ditinggalkan, dan semua tidak lepas dari butuh pada Allah, wahai Rabb kami)" (HR. Bukhari no. 5458)

Dalam riwayat lainnya, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan doa setelah makan seperti berikut ini:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَطْعَمَنِى هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلاَ قُوَّةٍ

Alhamdulillaahilladzii ath’amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghoiri haulin minnii wa laa quwwatin

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan merizkikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku)

Berdasarkan riwayat lain, doa setelah makan hanya cukup dengan mengucapkan Alhamdulillah, sebagaimana berdasarkan hadits Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah Ta’ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum” (HR. Muslim no. 2734). Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang mencukupkan dengan bacaan “alhamdulillah” saja, maka itu sudah dikatakan menjalankan sunnah.” (Syarh Shahih Muslim, 17: 46)

Doa Sebelum Makan

Ilustrasi buka puasa
Ilustrasi buka puasa. (Photo Copyright by Freepik)

Selain membaca doa setelah makan, salah satu adab ketika makan adalah dengan membaca doa sebelum makan. Adapun bacaan doa sebelum makan adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَناَ فِيْمَا رَزَقْتَنا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allāhumma bārik lanā fī mā razaqtanā wa qinā ażāban nār, bismillāhir rahmānir rahīm.

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada rezeki yang telah Kau karuniakan untuk kami dan lindungilah kami dari siksa neraka. Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.”

Selain membaca doa sebelum makan tersebut, doa sebelum makan cukup dengan membaca basmallah saja, sebagaimana . Rasulullah bersabda, “Setan akan makan bersama seseorang selagi ia belum menyebut asma Allah,” (HR Abu Dawud dan An-Nasai).

Adab ketika Makan dan Minum

Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa
Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa. (Photo by mentatdgt from Pexels)

Doa setelah makan dan doa sebelum makan merupakan sebagian saja dari adab ketika makan. Oleh karena itu, setelah memahami doa setelah makan dan doa sebelum makan, penting bagi kita untuk memahami tentang adab ketika makan. Adapun adab ketika makan dan minum antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mencuci Tangan

Bayangkan bahwa Islam telah mengajarkan untuk mencuci tangan sejak ribuan tahun silam. Sebelum orang modern menyadari pentingnya cuci tangan agar terhindar dari penyakit. Hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang dijelaskan oleh Aisyah radhiallahu'anha:

"Rasulullah SAW jika beliau ingin tidur dalam keadaan junub, beliau berwudhu dahulu. Dan ketika beliau ingin makan atau minum beliau mencuci kedua tangannya, baru setelah itu beliau makan atau minum." (HR. Abu Daud no.222, An Nasa'i no.257, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa'i)

2. Membaca Doa sebelum Makan

Setelah itu barulah memanjatkan doa, sebagai bentuk syukur atas berkah dan nikmat, berupa makanan yang diberikan oleh Allah SWT. Serta memohonkan ampun, dimudahkan rezeki yang baru, dan supaya terhindar dari siksa dosa.

"Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah' (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi." (HR. At-Tirmidzi).

3. Duduk ketika Makan dan Minum

Seorang muslim sebaiknya tidak berdiri ketika makan atau minum. Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik, ia berkata:

“Nabi Muhammad SAW sungguh telah melarang minum sambil berdiri,” (H.R. Muslim).

4. Gunakan Tangan Kanan

Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk makan menggunakan tangan kanan (bagi yang mampu). Hal ini supaya tidak meniru adab setan yang kerap menggunakan tangan kiri.

"Jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya." (HR. Muslim).

5. Tidak Mencela Makanan

Adab makan dan minum dalam Islam, menyangkut dalam beberapa aspek, Ttermasuk menjaga hubungan silaturahmi antar sesama manusia dan menghargai berkah dari Tuhan. Mencela makanan sama saja tidak menghormati rezeki dan tidak hormat pada orang di sekeliling.

Seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasul SAW. Saat di sebuah tempat dan dihidangkan makanan oleh seseorang. Meskipun makanan atau minuman yang dihidangkan itu kurang disukai, maka sangat dianjurkan untuk tidak mencelanya. Sampaikanlah alasan yang baik dan tidak menyinggung.

"Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakannya. Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya." (HR. Muslim)

6. Tidak Mubazir

Agama Islam sangat melarang umatnya untuk melakukan kegiatan yang sia-sia atau mubazir. Salah satunya dengan makanan dan minuman. Bahkan Allah sangat melaknat orang-orang yang berlebihan dalam melakukan segala sesuatu. Baik dari cara berpakaian hingga dalam hal makan dan minum.

Kita dianjurkan untuk makan secukupnya dan tidak rakus. Tak perlu mengambil porsi melebihi kemampuan perut dan membuat kekenyangan atau tidak habis termakan. Parahnya lagi bila makanan sisa tersebut akhirnya terbuang sia-sia. Allah berfirman dalam AlQuran surat Al-A'raf ayat 31, yang artinya:

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."

7. Makan dan Minum Sepertiga Bagian

Memperjelas pada pembahasan sebelumnya. Rasulullah SAW mengingatkan, bahwa perut bukanlah wadah yang siap diisi apa saja sesuai keinginan atau nafsu semata. Jangan sampai melebihi batas dan membuat diri sendiri kesakitan. Beliau mengajarkan untuk menyisakan sepertiga bagian, seperti hadis berikut:

"Keturunan Adam tidak dianggap menjadikan perutnya sebagai wadah yang buruk jika memenuhinya dengan beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Karena itu, apa yang dia harus lakukan adalah sepertiga perutnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk napas," (HR Ahmad).

8. Segera Makan Hidangan yang Disiapkan

Adab makan dan minum berikutnya yakni menyegerakan makan hidangan yang telah disiapkan. Hal ini berkaitan dengan kasus sholat. Saat adzan berkumandang, kita diperbolehkan untuk menyantap dahulu. Karena apabila shalat dalam keadaan makanan sudah siap dan perut sangat lapar, maka dikhawatirkan sholat menjadi tidak tenang memikirkan makanan.

"Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah shalat dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam." (HR. Bukhari)

9. Akhiri Makan dan Minum dengan Berdoa

Selain dibuka dengan doa, tutuplah prosesi makan kita juga dengan berdoa. Sebagai bentuk mengucap syukur atas makanan yang disantap. Anda dapat melafalkan bacaan hamdalah atau bisa dengan doa setelah makan yang dijelaskan di atas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya