Islam Kejawen Cilacap Gelar Memetri Bumi, Tradisi Berumur 200 Tahun

Penganut Islam Kejawen dan pelestari adat di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menggelar tradisi memetri bumi

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2023, 20:30 WIB
Tradisi memetri bumi anak putu Kalikudi, Adipala, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Nakam)
Tradisi memetri bumi anak putu Kalikudi, Adipala, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Nakam)

Liputan6.com, Cilacap - Penganut Islam Kejawen dan pelestari adat di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menggelar tradisi memetri bumi, Senin (5/6/2023).

Ketua Paguyuban Resik Kubur Rasa Sejati (PRKRS) Kalikudi, Nakam Wimbo Prawiro mengatakan, memetri bumi tahun ini digelar pada Senin Pahing dan malam Selasa Pon. Diketahui, dalam penanggalan berdasar bulan, pergantian hari terjadi pada petang.

Kata dia, memetri bumi tiap tahun selalu digelar pada hari Senin dan malam Selasa bulan Apit dalam penanggalan Jawa atau Dzulqa’dah dalam kelander Hijriah.

“Hari ini desa Kalikudi menggelar tradisi memerti bumi. Yang diawali kemarin penyembelihan kambing. Dilanjutkan hari ini tasyakuran di Panembahan Depok," kata Nakam, Senin.

Tradisi memetri bumi dilakukan dengan mendoakan para leluhur dan beberapa ritual lain, seperti resik kubur, muji (berdoa) di pasemuan, dan ruwat melalui pegelaran wayang kulit.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Tradisi Leluhur Berusia 2 Abad

Tradisi memetri bumi anak putu Kalikudi, Adipala, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Nakam)
Tradisi memetri bumi anak putu Kalikudi, Adipala, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Nakam)

Nakam menjelaskan, memerti bumi merupakan ritual tanda bersyukur kepada Tuhan atas berkah yang diterima sepanjang tahun. Memetri bumi sekaligus adalah doa keselamatan untuk masa depan.

"Dilanjutkan nanti siang jelang sore, ruwatan wayang di Pandopo Desa Kalikudi. Kemudian, pagelaran wayang juga, semalam suntuk,” dia menjelaskan.

Memetri bumi adalah tradisi masyarakat Jawa sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas kemurahan-Nya sekaligus doa keselamatan untuk leluhur dan anak keturunan yang masih hidup.

Di Kalikudi sendiri, tradisi ini telah berlangsung lebih dari 200 tahun, sejak leluhur warga mendiami Desa Kalikudi, pada akhir tahun 1700-an.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya