Liputan6.com, Jakarta - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat tengah menjadi sorotan beberapa waktu terakhir ini. Pasalnya, ajaran pendidikan di ponpes tersebut diduga sesat dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Menanggapi isu kesesatan di Ponpes Al Zaytun, ulama kharismatik Habib Rizieq Shihab atau HRS mengatakan bahwa DPP Front Persaudaraan Islam (FPI) telah membuat 16 poin pernyataan sikap, di antaranya adalah menyorot kesesatan yang nyata di Ponpes Al Zaytun.
“16 poin itu sebagian memang kesesatan yang nyata. Sebagian lagi itu pelanggaran hukum yang memang harus diproses hukum supaya ada kejelasan agar tidak menimbulkan kegaduhan,” katanya dikutip dari YouTube IBTV, Jumat (7/7/2023).
Advertisement
Baca Juga
HRS menyinggung soal pernyataan Panji Gumilang yang menyebut Al-Qur’an bukan kalam Allah, melainkan kalam Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, pernyataan tersebut adalah salah satu contoh kesesatan yang nyata.
“Nah yang ingin saya garis bawahi satu. Seperti contoh kesesatan yang nyata perilaku dari Al Zaytun adalah dengan menyatakan atau berpendapat atau menganggap kalau Al-Qur’an itu adalah kalam Nabi Muhammad SAW,” tuturnya.
“Ini pendapat dol muzil. Bahkan ini pendapat bisa masuk kategori kufron karena gak ada ulama semua sepakat. Sampai mu'tazilah sekalipun yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu adalah makhluk tetap mengatakan Al-Qur’an itu kalamullah,” lanjutnya.
HRS menegaskan, ulama sudah sepakat bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah bukan Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, pernyataan ‘Qalallahu ala rasulullah shallallahu alaihi wasallam fil qur'anil karim’ yang diucapkan Panji Gumilang itu nyata menisbatkan Al-Qur’an sebagai kalam Nabi Muhammad SAW.
“Hati hati ya ikhwan. Ini gak boleh dibiarkan. Ini bukan soal furu’. Ini soal ushul. Kalau kita bicara ushul ini bisa mengantarkan kepada kufur. Sekurang-kurangnya mengantarkan kepada dolala. Itu merupakan bid'atun dolala. Jadi sudah benar FPI bikin pernyataan poin tentang Al-Qur’an itu. Jadi nggak usah ragu lagi, ini memang sesat,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Soal Adzan Menghadap Jemaah
HRS juga menyinggung soal adzan di Ponpes Al Zaytun yang menghadap jemaah, bukan mengarah ke kiblat. Ia mengatakan, HRS menghadap kiblat adalah sunnah, sementara jika menghadap jemaah itu makruh.
“Memang makruh bukan sesat, tapi kalau adzan menghadap jemaah menjadi doktrin dengan cara-cara yang sedemikian rupa, cara-caranya sampai kaya seperti upacara, pemandu musik, pemandu konser, ini namanya talaud bidil,” katanya.
Ia menegaskan, bukan adzan menghadap jemaahnya yang mengantarkan kekufuran atau kesesatan, tapi doktrin dengan tata cara yang mengada-ada yang tidak pernah diajarkan oleh nabi maupun ulama salaf dan khalaf.
“Jadi jangan nanti kita bilang adzannya yang salah. Jangan bilang sesat gara-gara adzannya menghadap jemaah. Nggak. Adzan menghadap jemaah nggak sesat, makruh. Tapi kalau jadi doktrin adzan harus menghadap jemaah, tangannya kalimat pertama harus begini, kalimat kedua harus begini, kalimat ketiga harus begini, kalimat keempat harus begini (itu jadi sesat),” tegasnya.
Advertisement