Kenapa Banyak Negara Diam Saja Melihat Kejahatan Israel yang Terus Berulang?

Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Andalas, Sumatera Barat Virtuous Setyaka menilai dunia memiliki momentum untuk mendesak Israel agar tidak lagi menjajah Palestina

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 17 Okt 2023, 21:29 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2023, 02:00 WIB
Kesaksian Pahit Bocah Palestina Usai Ayahnya Meninggal akibat Serangan Israel, Tidur dalam Kelaparan dan Kedinginan
Kesaksian Pahit Bocah Palestina Usai Ayahnya Meninggal akibat Serangan Israel, Tidur dalam Kelaparan dan Kedinginan (Tangkapan Layar TikTok/rudi_mks2)

Liputan6.com, Jakarta Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Andalas, Sumatera Barat Virtuous Setyaka menilai dunia memiliki momentum untuk mendesak Israel agar tidak lagi menjajah Palestina.

"Dalam perang itu, Israel banyak melanggar hukum atau tidak mengindahkan hukum perang internasional, karena itu bisa menjadi momentum bagi negara di dunia untuk mendesak Israel agar tidak lagi menjajah Palestina," katanya di Padang, Senin.​

Secara politik internasional, dukungan negara tertentu kepada negara lain itu sah-sah saja, namun harus dipahami bahwa kekejaman Israel dan penjajahan yang dilakukan Israel harus segera dihentikan oleh negara-negara di dunia terutama PBB.​

"Ada banyak alasan banyak negara di dunia cenderung tidak ikut campur dalam pusaran konflik Israel dan Palestina. Pertama, negara-negara di dunia memperhitungkan siapa Israel ini," kata pakar Hubungan Internasional itu, melansir Antara, Senin (16/10/2023).

Pertimbangan tersebut merujuk kepada kekuatan persenjataan serta teknologi mutakhir yang dimiliki Israel. Virtuous tidak menampik dukungan Amerika Serikat terhadap Zionis juga menjadi alasan bagi negara lain untuk tidak masuk ke konflik itu.

"Israel dikenal di-backup negara-negara besar khususnya Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang lain," ujar Virtuous yang juga dosen di Program Studi Hubungan Internasional Universitas Andalas itu.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Bagaimana Negara Arab?

Upaya Penyelamatan Korban di Gaza
Warga Palestina mencari korban selamat di gedung keluarga Zanon, hancur dalam serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza, 14 Oktober 2023. (Hatem Ali/AP)

Bahkan, negara di luar Amerika Serikat dan Eropa juga menjalin kerja sama langsung dengan Israel. Sebagai imbalan, negara zionis tersebut menanamkan investasi dalam jumlah besar.

Sebagai contoh, sebelum pecahnya konflik Israel dan Palestina yang memakan banyak korban jiwa, Arab Saudi berencana melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Artinya, terdapat kepentingan nasional khususnya bagi negara yang selama ini sudah bekerja sama dengan Israel.

Di satu sisi, Virtuous menilai adanya kerja sama antara beberapa negara di dunia dengan Israel, menjadi semacam sandungan atau menyandera sikap politik negara tersebut terhadap perlakuan Israel kepada rakyat Palestina.

"Secara tidak langsung (kerja sama) menyandera sikap dan tindakan mereka kepada Israel, tetapi hal tersebut sah-sah saja dilakukan, namun dunia harus menghentikan kekejaman dan penjajahan yang dilakukan Israel," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya