Jejak Riwayat Kaum Tsamud yang Diazab Musnah Disambar Petir di Utara Madinah

Kaum Tsamud adalah salah satu kaum yang kehancurannya dikisahkan dikisahkan berulang-ulang dalam surat di Al Quran

oleh Nanik Ratnawati diperbarui 26 Mar 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2024, 12:30 WIB
Muhammad Ali/Liputan6.com
Kota peninggalan kaum Tsamud di Madain Saleh kini jadi kota warisan dunia. (Muhammad Ali/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Al Ula atau Madain Shaleh perlahan populer seturut dibukanya keran pariwisata Arab Saudi. Dulu, situs kuno yang merupakan peninggalan kaum Tsamud ini jarang dibiacarakan lantaran bukan bagian dari destinasi wisata yang direkomendasikan.

Namun kini Arab Saudi sendiri sudah lebih terbuka sehingga kunjungan Al Ula yang dijuluki kota terkutuk itu makin tinggi. Para pelancong, termasuk dari Indonesia, kini dengan mudah mendatangi situs kota tua itu.

Tak pelak, kunjungan ke kota ini memicu pro dan kontra. Sebab, Nabi SAW sendiri melarang para sahabat melintas atau masuk ke kota tersebut.

Melansir kanal Islami Liputan6.com, dalam suatu riwayat, saat melewati Al Ula hendak perang Tabuk, Rasulullah SAW meminta para sahabatnya tidak memasuki tempat tersebut lantaran pernah ditimpa azab Allah.

"Jangan kamu memasuki tempat-tempat mereka yang ditimpa azab Allah itu kecuali kamu dalam keadaan menangis. Jika kamu tidak menangis, janganlah kamu memasuki tempat itu agar kamu tidak ditimpa musibah seperti musibah yang telah menimpa mereka." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Jika melihat sejarah, Al Ula atau dikenal Madain Saleh adalah tempat yang pernah ditinggali oleh Kaum Tsamud. Dulu, tempat ini sangat subur dan hijau. Namun, kekayaan alam yang berlimpah orang-orang kaya Tsamud menjadi sombong dan kejam. Mereka gemar menyiksa dan membunuh orang-orang miskin.

Kemudian Allah SWT mengutus Nabi Saleh AS untuk memberikan petunjuk kepadanya. Sebagian mereka ada yang beriman, namun ada pula yang masih menentangnya. Mereka kemudian terkena azab Allah SWT.

Kisah Kaum Tsamud yang terkena azab dan murka Allah ini termaktub dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 72-79. Berikut ini ayat dan tafsirnya yang dapat menjadi khazanah umat Islam.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Riwayat Kaum Tsamud dalam Al-Qur'an

Muhammad Ali/Liputan6.com
Batu-batu kokoh dengan pahatan banyak ditemukan di Madain Saleh. (Muhammad Ali/Liputan6.com)

Melansir ulasan Rizky Hanivan, mahasiswa PBA Unhasy, berdasar buku Situs-Situs Dalam Al Quran (dari Banjir Nuh hingga Bukit Thursina), Syahruddin El-Fikri di situs Tebuireng.online, Kaum Tsamud adalah salah satu kaum yang kehancurannya dikisahkan dikisahkan berulang-ulang dalam surat di Al Quran.

Mereka adalah kaum Nabi Shaleh AS. Sama seperti kaum lainnya, hancurnya mereka disebabkan keengganan mereka untuk beriman hanya kepada Allah dan mengakui kenabian Nabi Shaleh AS.

Mereka dihancurkan dengan petir yang menggelegar sampai meruntuhkan bangunan yang mereka tinggali. Sebagaimana terdapat di dalam surah Hud ayat 67-68 :

“Dan satu suara yang keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaan bagi kaum Tsamud.”

Kaum Nabi Shaleh ini pun pernah diuji pula dengan unta betina, mereka malah membunuhnya. Lalu Nabi Shaleh AS pun memperingatkan umatnya. Kisahnya ini terdapat dalam banyak surat, diantaranya Hud ayat 61-62, 65-68, Ibrahim ayat 9, Al-A’raf ayat 75-77, An-Naml ayat 47-50, Al-Qamar ayat 23-26, dan Asy-Syu’ara 141-158.

Sebagaimana yang tertera dalam Al Quran, kaum Tsamud mempunyai kemampuan membuat rumah atau bangunan sesuai gaya hidup mereka. Peninggalan-peninggalan mereka yang disebutkan dalam Al Quran menjadi fakta sejarah yang dibenarkan oleh banyak temuan arkeologis saat ini.

Mereka para arkeologi mengungkapkan keberadaan kaum Tsamud berada di antara Yaman Selatan dan Utara Madinah yang kemudian dikenal dengan nama Mada’in Shaleh.

 

Temuan Arkeologis dan Jejak Sejarah

Perdana, Arab Saudi Keluarkan Visa Turis pada 2018
Madain Saleh, makam kuno yang dilindungi oleh UNESCO (HASSAN AMMAR / AFP)

Berdasarkan temuan arkeologis tentang keberadaan dan kehidupan mereka. Kaum Tsamud dulunya hidup di Semenanjung Arab yang berasal dari selatan Arabia, tempat kaum ‘Ad pernah hidup. Sehingga benarlah apa yang dijelaskan Al Quran bahwa, mereka adalah anak cucu dari kaum ‘Ad.

Ashabul Hijr adalah nama lain bagi Kaum Tsamud. Berdasarkan Ensiklopedia Islam kata Tsamud adalah nama dari suatu kaum, dan Al-Hijr adalah salah satu kota dari beberapa kota yang dibangun oleh kaum tersebut.

Pliny, ahli geografi Yunani menggambarkan, bahwa Domatha dan Hegra adalah daerah tempat tinggal kaum Tsamud. Daerah itu hingga kini dikenal dengan nama kota Al-Hijr.

Ada satu sumber lagi berdasarkan hikayat kemenangan Raja Babilonia Sargon II (Abad 8 SM) yang mengalahkan kaum Tsamud dalam pertempuran di Arabia Selatan. Sementara Aristoteles, Ptolemeus, dan Pliny mengaitkan Kaum Tsamud sebagi ‘Tamudei’. Kaum Tsamud dan Kaum ‘Ad disebutkan secara bersamaan di Al Quran. Para ahli tafsir berpendapat ada sebuah hubungan antara dua kaum ini. Kaum ‘Ad pernah jadi bagian sejarah Kaum Tsamud.

Berdasarkan Al Quran, kaum Nuh menjadi yang pertama diazab oleh Allah. Kemudian kaum Nabi Hud yaitu ‘Ad, kaum Tsamud, kaum Nabi Luth. Kemudian berturut-turut kaum Nabi Musa, kaum Nabi Syu’aib yaitu Madyan.

Britania Micropedia (Vol II, hal 672) menyebutkan: Di Arabia Kuno, suku atau sekelompok suku tampaknya telah memiliki keunggulan sejak sekitar abad 4 SM sampai pertengahan awal abad 7 M. Meskipun kaum Tsamud kemunginan asal-usulnya dari Arabia Selatan, sebuah kelompok besar rupanya pindah ke utara pada awal-awal tahun, secara tradisional berdiam di lereng gunung Jabal Athlab. Penelitian arkeologi terakhir mengungkapkan sejumlah besar batu bertulis dan gambar-gambar kaum Tsamud tidak hanya ada di Jabal Athlab, tetapi juga di seluruh Arabia Tengah.

Kaum Tsamud telah membangun sebuah kerajaan bernama Nabateans bersama bangsa Arab lain pada sekitar 2000 tahun silam. Berbagai karya pahat batu mereka dapat kita lihat di lembah Petra atau lembah Rum di Yordania.

 

Madain Shaleh Jadi Situs Warisan Dunia

Muhammad Ali/Liputan6.com
Ada banyak ruangan di situs peninggalan Kaum Tsamud di Madain Saleh (Muhammad Ali/Liputan6.com)

Sebagaimana dalam Al Quran Al-A’raf ayat 74 “Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanah yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.”

Keberadaan Kaum Tsamud dikenali melalui tulisan dan pahatan-pahatan yang mereka buat. Tulisan mereka secara grafis mirip dengan huruf-huruf Smaitic (Thamudic) dan banyak ditemukan di Arabia Selatan hingga ke Hijaz. Hal itu berdasarkan penelitian seorang arkeolog Brian Doe.

Tulisan yang pertama kali ditemukan di wilayah Utara Yaman Tengah yang dikenal dengan Tsamud, ini dibawa ke uatara oleh Rub’ah Khalli ke selatan dan Hadramaut serta oleh Shabwah ke barat.

Kini Mada’in Shaleh menjadi salah satu warisan dunia. UNESCO badan PBB yang mengurusi bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan telah menetapkan kota tua Mada’in Shaleh yang terletak di utara Madinah pada awal juli 2008 menjadi salah satu situs warisan dunia.

Di sana terdapat 132 kamar dan kuburan. Terletak skitar 440 KM di sebelah utara kota Madinah. Peninggalan yang masih bisa dilihat adalah ukiran dan pahatan pada tembok, menara, serta beberapa saluran air dan bak-bak air.

Para arkeolog juga menemukan batu bata rumah yang diduga sebagai sisa peninggalan umat Nabi Shaleh di Nabatea yang masih terpelihara dengan baik. Kota Mada’in Shaleh pun menjadi situs warisan dunia pertama diperoleh Arab Saudi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya