Puasa Muharram Tasu’a dan Asyura 2024: Dalil, Keutamaan, Jadwal, Niat dan Tata Caranya

Puasa Tasu’a adalah puasa yang diamalkan pada 9 Muharram. Sementara, puasa Asyura dilakukan pada 10 Muharram yang bertepatan hari Asyura.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 04 Jul 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2024, 12:30 WIB
Ilustrasi Puasa Tasu'a dan Asyura di Bulan Muharram
Ilustrasi puasa Tasu'a dan Asyura di bulan Muharram. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam dianjurkan memperbanyak amal saleh di bulan Muharram. Mengapa? Karena Muharram termasuk bulan haram yang dimuliakan Allah. Amalan pahala yang dilakukan pada bulan haram akan dilipatgandakan Allah.

Salah satu amalan yang dapat muslim kerjakan pada bulan Muharram adalah puasa. Puasa sunnah di bulan Muharram ada banyak, di antaranya adalah puasa puasa Tasu’a dan Asyura.

Puasa Tasu’a adalah puasa yang diamalkan pada 9 Muharram. Sementara, puasa Asyura dilakukan pada 10 Muharram yang bertepatan hari Asyura.

Dalam artikel ini mengulas dalil puasa Tasu’a dan Muharram, mengingat masih ada yang ragu tentang kesunnahan dua puasa tersebut. Ada yang menganggap puasa Tasu’a dan Asyura tidak memiliki dasar.

Selain dalil, Liputan6.com juga mengulas keutamaan, jadwal, hingga panduan melaksanakan puasa Tasu’a dan Asyura di bulan Muharram. Simak selengkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Dalil Puasa Tasu’a dan Asyura

Ilustrasi Doa Berbuka Puasa
Ilustrasi buka puasa Credit: shutterstock.com

Dalam hadis, puasa di bulan Muharram termasuk Tasu’a dan Asyura adalah puasa yang utama setelah puasa Ramadhan. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Mengutip NU Online Jabar, landasan puasa Tasu’a didasarkan pada hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu. Puasa Tasu’a adalah pembeda dari puasanya orang Yahudi. Rasulullah SAW bersabda:

“Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad)

Dalam hadis lain juga disebutkan bahwa puasa Tasu’a dilaksanakan sebelum Asyura adalah sebagai pembeda antara yang dilakukan oleh Yahudi dengan umat Rasulullah SAW.

"Dari Abdullah Ibnu Abbas ra berkata: "Ketika Rasulullah saw ‎berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh para sahabat juga berpuasa, mereka ‎bertanya: "Wahai Rasulullah, hari Asyura itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang ‎Yahudi dan Nasrani." Kemudian Rasulullah saw bersabda: "Kalau demikian, Insya Allah tahun depan ‎kita berpuasa juga pada hari yang kesembilan. Abdullah Ibnu Abbas melanjutkan ceritanya: "Tetapi ‎sebelum datang tahun depan yang dimaksud, Rasulullah saw telah wafat." [HR Muslim, Nomor Hadis 1134).

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW secara khusus menganjurkan umatnya melaksanakan puasa Asyura. 

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ 

Artinya: “Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, 'Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu'." (H.R. Bukhari, No: 1866; Muslim, No: 1912)

Sebagai pembeda dari umat Yahudi, umat Islam melaksanakan puasa sehari sebelumnya yang disebut puasa Tasu’a atau sehari setelahnya sebagaimana dijelaskan di atas.


Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura

Ilustrasi buka puasa dengan teman
Ilustrasi buka puasa dengan teman. (Photo by PNW Production: https://www.pexels.com/photo/women-in-hijab-having-picnic-on-the-beach-8995836/)

Masih melansir NU Online, keutamaan puasa Tasu’a adalah sebagai pelengkap puasa Asyura yang menjadi pembeda antara umat Islam dan kaum Yahudi. Puasa ini juga termasuk puasa utama dan keutamaannya tergolong berpuasa di bulan mulia (asyhurul hurum).

Adapun keutamaan puasa Asyura secara khusus adalah menjadi menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. 

عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim).


Jadwal Puasa Tasu’a dan Asyura 2024

Ilustrasi kalender 2024 (Sumber: Pixabay)
Ilustrasi kalender 2024 (Sumber: Pixabay)

Merujuk pada kalender Hijriah yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, berikut jadwal puasa Tasu’a dan Asyura di bulan Muharram 2024.

  • Senin, 15 Juli 2024 M/9 Muharram 1446 H (hari Tasu’a) 
  • Selasa, 16 Juli 2024 M/10 Muharram 1446 H (hari Asyura)

Niat dan Tata Cara Puasa Tasu’a-Asyura

Amalan Sunnah di Hari Arafah
Ilustrasi Berbuka Puasa Credit: pexels.com/pixabay

1. Niat

Niat Puasa Tasu’a 

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.”

Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”

Sebagai catatan, niat puasa Tasu’a dan Asyura dimulai sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawâl (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.

2. Makan Sahur

Lebih utama sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.

3. Melaksanakan Puasa

Melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala perkara yang membatalkan seperti makan dan minum.

4. Menjaga Diri dari Hal yang Membatalkan Pahala Puasa

Contohnya, berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.

5. Berbuka Puasa

Segera berbuka puasa saat tiba waktu Maghrib.

Wallahu a'lam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya