Buya Yahya Menyebut Tahun Baru Hijriyah Bukan Hari Raya, Kenapa?

Buya Yahya: Peringati tahun baru hijriyah bukan bid'ah, ini alasannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 11:30 WIB
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Liputan6.com, Jakarta - KH Yahya Zainul Ma'arif, yang akrab disapa Buya Yahya, memberikan penjelasan penting mengenai perayaan Tahun Baru Hijriyah.

Menurut Buya Yahya, Tahun Baru Hijriyah bukanlah hari raya sebagaimana Idul Fitri dan Idul Adha, tetapi sebuah momen yang memiliki makna syiar Islam yang penting untuk diangkat.

Buya Yahya menegaskan bahwa tidak ada bid'ah dalam menyambut Tahun Baru Hijriyah jika dilakukan dengan niat mengangkat syiar Islam.

"Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa merayakan Tahun Baru Hijriyah adalah bid'ah karena dalam Islam hanya ada dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha," kata Buya, dikutip Youtube kanal buyayahyaofficial.

Menurut Buya Yahya, mengangkat syiar Muharram sebagai awal Tahun Baru Hijriyah adalah untuk menunjukkan identitas Islam dan memperingati peristiwa penting dalam sejarah Islam.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ini Alasan Bulan Muharram sebagai Awal Tahun

Pawai Obor Sambut Peringatan Tahun Baru Islam
Seorang warga beraksi memainkan api selama pawai obor. Pawai obor tersebut dilakukan dalam rangka menyambut peringatan tahun baru Islam 1 Muharram. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan alasan Sayidina Umar bin Khattab memilih bulan Muharram sebagai awal Tahun Baru Hijriyah.

"Pada masa itu, tidak ada telepon atau internet untuk menyebarkan berita. Oleh karena itu, dipilihlah momen ketika para haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Makkah," ujarnya.

Dengan demikian, mereka bisa membawa berita bahwa tahun baru Hijriyah telah dimulai dan menyebarkannya ke daerah asal mereka.

Buya Yahya juga menekankan pentingnya menyebarkan informasi tentang Tahun Baru Hijriyah dengan cara yang menarik dan bermakna.

Momen ini bisa digunakan untuk mengingatkan umat Islam tentang nilai-nilai keimanan dan sejarah Islam.

Ini bukan berarti kita ingin menyaingi perayaan hari besar nasional atau tradisi lain, tetapi lebih untuk membiasakan anak-anak kita dengan sesuatu yang memiliki aroma Islam.

Ini yang Bisa Dilakukan di Bulan Muharram

Ilustrasi ucapan tahun baru Islam
Ilustrasi ucapan tahun baru Islam (Photo by Rayn L on Pexels)

Menurut Buya Yahya, mengangkat syiar Tahun Baru Hijriyah bukan berarti kita membenci budaya lokal atau tradisi bangsa ini.

"Justru, kita ingin menambahkan sesuatu yang khusus yang memiliki hubungan dengan Islam, sehingga anak-anak kita terbiasa dengan identitas Islam sejak dini," ucap Buya.

Ini juga merupakan upaya untuk memperkuat iman dan kebanggaan sebagai umat Islam.

Dalam konteks ini, Buya Yahya menekankan pentingnya pendidikan dan pembiasaan kepada anak-anak tentang sejarah dan nilai-nilai Islam.

Dengan memperingati Tahun Baru Hijriyah, kita mengajarkan kepada mereka tentang peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang merupakan tonggak penting dalam sejarah Islam.

Ini juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa memperingati Tahun Baru Hijriyah bisa dilakukan dengan berbagai cara yang positif dan bermanfaat.

Misalnya, mengadakan kajian atau ceramah tentang sejarah hijrah, membaca doa-doa awal dan akhir tahun, serta melakukan amal kebaikan.

Semua ini bisa menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat hubungan sosial antar umat Islam.

Selain itu, Buya Yahya juga mengajak umat Islam untuk memanfaatkan momen Tahun Baru Hijriyah sebagai waktu untuk introspeksi diri dan meningkatkan kualitas ibadah.

"Tahun baru adalah waktu yang tepat untuk membuat resolusi dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik," tandasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya