Kisah Ajaib Syekh Nawawi Al-Bantani, Datangkan Belut di Padang Pasir dalam Sekejap

Kisah karomah Syekh Nawawi Al-Bantani yang mampu hadirkan belut di padang pasir.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Sep 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 16:30 WIB
Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)
Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kisah karomah sering kali terdengar tidak masuk akal karena melibatkan keajaiban yang tampaknya melawan hukum alam. Namun, karomah adalah manifestasi dari kekuasaan Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya yang sshleh untuk membuktikan kebenaran ajaran-Nya.

Kejadian-kejadian tersebut, meskipun sulit diterima akal sehat, menjadi tanda bahwa ada dimensi spiritual yang lebih tinggi dan kekuatan yang melampaui kemampuan manusia biasa.

Karomah bukan hanya menunjukkan kekuatan ilahi, tetapi juga mengajarkan umat tentang keimanan, ketulusan, dan keyakinan kepada Allah.

Kisah karomah Syekh Nawawi Al-Bantani yang mampu menghadirkan belut di padang pasir menjadi perbincangan hangat di kalangan umat. Syekh Nawawi, seorang ulama besar asal Banten, dikenal luas karena kedalaman ilmunya dan berbagai karomahyang dimilikinya.

Salah satu kisah yang paling populer adalah kemampuannya menghadirkan belut di tengah padang pasir, sebuah keajaiban yang menjadi bukti kekuasaan Allah melalui hamba-Nya yang saleh.

Dalam kisah yang dinukil dari ungghan di kanal YouTube @Kisah-kisah155 pada Minggu (01/09), dikisahkan bahwa suatu ketika Syekh Nawawi Al-Bantani menghadapi perdebatan dengan seorang ulama Arab.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Datangkan Belut di Padang Pasir

Arti Menangkap Belut yang Bermakna Baik
Ilustrasi Mimpi Menangkap Belut Credit: pexels.com/Marin

Perdebatan ini berawal dari keyakinan ulama Arab tersebut bahwa tidak ada perbedaan antara ular dan belut.

Namun, ulama Arab tersebut tetap bersikukuh bahwa belut dan ular adalah sama. Untuk membuktikan kebenaran, Syekh Nawawi kemudian menunjukkan karomahnya.

Secara tiba-tiba, Syekh Nawawi menghadirkan seekor ular dan belut di hadapan ulama Arab tersebut. Kejadian ini sangat mengherankan, mengingat padang pasir bukanlah habitat alami bagi belut.

Syekh Nawawi lalu menjelaskan kepada ulama Arab tersebut bahwa belut yang ia hadirkan adalah makhluk yang berbeda dari ular. "Ini belut dan ini ular," ujar Syekh Nawawi seperti dikisahkan dalam kisah tersebut.

Perbedaan yang ditunjukkan secara jelas membuat ulama Arab tersebut akhirnya mengakui kebenaran Syekh Nawawi dan membenarkan bahwa belut memang berbeda dengan ular.

Kisah ini bukan hanya menunjukkan kehebatan Syekh Nawawi dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga mengajarkan tentang pentingnya rendah hati dalam menerima kebenaran, meskipun berasal dari orang lain.

 

Akhirnya Ulama Arab Menyadari

5 Editan Foto Nyeleneh Cewek Ingin di Padang Pasir Bareng Unta Ini Kocak
ilustrasi foto di padan pasir (sumber: Twitter/pantungalimar)

Ulama Arab tersebut akhirnya mengakui bahwa di Arab tidak ada belut, dan bahwa pendapatnya sebelumnya adalah keliru.

Kejadian ini menjadi salah satu bukti nyata karomahSyekh Nawawi, yang tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga di dunia Islam secara umum.

Belut yang dihadirkan oleh Syekh Nawawi di tengah padang pasir yang tandus menjadi simbol kekuasaan Allah yang dapat melakukan apa saja melalui hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.

Selain itu, kisah ini juga memperkuat keyakinan umat Islam bahwa para ulama besar seperti Syekh Nawawi bukan hanya ahli dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki kedekatan khusus dengan Allah, sehingga diberi kemampuan untuk menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya melalui karomah yang mereka miliki.

Sebagai penutup, ceramah ini mengingatkan bahwa ilmu yang benar akan selalu menuntun seseorang pada kebenaran, dan bahwa karomahpara ulama adalah bukti nyata dari keberkahan ilmu yang mereka miliki.

Syekh Nawawi Al-Bantani menjadi teladan bagi generasi muda muslim untuk selalu menjunjung tinggi ilmu dan keimanan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya