Berapa Hari Puasa Sya’ban 2025? Simak Penjelasan Ulama dan Hadis

Melaksanakan puasa Sya’ban berarti mencontoh apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Pertanyaannya, berapa hari puasa Sya’ban dikerjakan? Simak penjelasan ulama dan hadis dalam artikel ini.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 01 Feb 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2025, 07:30 WIB
Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa
Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa Sya'ban. (Photo by mentatdgt from Pexels)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan satu amalan spesial yang sering dilakukan Rasulullah SAW pada bulan Sya’ban. Amalan tersebut adalah puasa. Rasulullah SAW berpuasa di bulan Sya’ban karena ingin saat amalannya dilaporkan dalam keadaan beramal saleh. 

Puasa Sya’ban adalah amalan yang sangat baik dilakukan. Selain agar dicatat sebagai amal saleh, puasa di bulan ini sekaligus persiapan menjelang Ramadhan. Harapannya, muslim yang melakukan puasa Sya’ban gairah beramal dan beribadahnya meningkat saat Ramadhan.  

Terkait dengan dalilnya, ada sejumlah hadis yang menyebutkan Rasulullah SAW sering berpuasa di bulan Sya’ban. Salah satunya hadis dari Sayyidah ‘Aisyah.

فَمَا رَاَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم اِسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ اِلَّا رَمَضَانَ وَمَارَاَيْتُهُ اَكْثَرَ صِيَامُا مِنْهُ فِيْ شَعْبَانَ رواه البخاري 

Artinya: “Saya tidak pernah melihat Rasulullah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, dan tidak pernah melihat Rasulullah memperbanyak puasa dalam satu bulan selain bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari).

Melaksanakan puasa Sya’ban berarti mencontoh apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Pertanyaannya, berapa hari puasa Sya’ban dikerjakan? Apakah ada tanggal khusus untuk berpuasa seperti bulan-bulan Hijriah lainnya? Simak berikut penjelasan ulama dan hadis nabi.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Hadis tentang Jumlah Hari Puasa Sya’ban

tips puasa sehat ala rasulullah
tips puasa sehat ala rasulullah ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Mengutip penjelasan dari NU Online Jombang, jumlah puasa Sya’ban tidak dirinci, berapa dan tanggal berapa saja. Ulama membahas jumlah hari puasa Sya’ban berdasarkan dua hadis berikut.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يُفْطِرُ؛ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ. وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ) 

Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw sering berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berbuka’; beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berpuasa’; aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan; dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban’.” (Muttafaqun ‘Alaih. Adapun redaksinya adalah riwayat Muslim).

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: ... كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً. (رواه مسلم) 

Artinya: “Diriwayat dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘… Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya; beliau sering berpuasa Sya’ban kecuali sedikit saja’.” (HR Muslim).

Para ulama menyatakan bahwa redaksi kedua: “Beliau sering berpuasa Sya’ban kecuali sedikit saja”, merupakan penjelas bagi redaksi pertama, yaitu: “Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya”. 

Maksudnya, redaksi kedua itu menjelaskan, maksud Rasulullah SAW sering berpuasa Sya’ban seluruhnya adalah berpuasa pada sebagian besarnya. (Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmû’ Syarhul Muhaddzab, juz VI, h. 386).

Penjelasan di atas memberikan petunjuk kepada kita tentang puasa Sya'ban sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw dan pandangan ulama tentang hadis mengenai puasa Sya'ban.

Penjelasan tersebut di antaranya adalah Rasulullah berpuasa di bulan Sya’ban cukup sering dan bahkan disebutkan di sebagian besar bulan Sya’ban tersebut.

Hadis Lainnya

Ilustrasi buka puasa, sahur, Islami, Ramadan
Ilustrasi buka puasa, sahur, Islami, Ramadan. (Photo by Thirdman from Pexels)... Selengkapnya

Dalam riwayat lain, Sayyidah Aisyah menyebutkan bahwa Rasulullah SAW sempat berpuasa satu bulan penuh di bulan Sya’ban. 

 عن عائشة رضي الله عنها قالت: لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

Artinya: “Belum pernah Nabi saw berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Syaban. Terkadang beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh.” (HR. Bukhari Muslim).

Ummu Salamah meriwayatkan hadis yang menguatkan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah ra itu bahwa Nabi SAW belum pernah berpuasa satu bulan penuh selain Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan. (HR. Nasai).

Hadis dari Ummu Salamah juga menjelaskan bahwa Nabi SAW tidak pernah berpuasa terus menerus selama dua bulan berturut-turut kecuali pada bulan Sya’ban dan Ramadhan. Secara lengkap teks hadits riwayat Ummu Salamah adalah sebagai berikut:

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

Artinya: “Saya belum pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut selain di bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. An Nasa’i, 1078, Abu Daud, 2056, At Turmudzi, 2176).

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلَّا شَعْبَانَ، وَيَصِلُ بِهِ رَمَضَانَ

Artinya: “Bahwa Nabi saw belum pernah puasa satu bulan penuh selain Sya’ban, kemudian beliau sambung dengan Ramadhan.” (H.R. An Nasa’i, 1273).

Kesimpulan

Doa Berbuka Puasa Ganti (Qadha)
Ilustrasi Membaca Doa Berbuka Puasa Credit: shutterstock.com... Selengkapnya

Dari semua keterangan hadis-hadis di atas yang dinukil via laman NU Online Jombang, dapat disimpulkan beberapa hal. 

  1. Sangat baik melaksanakan puasa sunnah sebanyak-banyaknya di bulan Sya’ban, tetapi tidak sebulan penuh. 
  2. Melaksanakan puasa sunnah di bulan Sya’ban secara penuh dan disambung dengan Ramadhan. 
  3. Bagi mereka yang belum merutinkan puasa sunnah di bulan Sya’ban hendaklah menghindari puasa-puasa sunnah satu atau dua hari menjelang memasuki Ramadhan. 

Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya