Liputan6.com, Jakarta - Puasa di bulan Sya’ban adalah amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam. Bahkan, Rasulullah SAW termasuk sering berpuasa di bulan tersebut, sebelum akhirnya melaksanakan puasa Ramadhan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: ... كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً. (رواه مسلم)
Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘… Rasulullah SAW sering berpuasa Sya’ban seluruhnya; beliau sering berpuasa Sya’ban kecuali sedikit saja’.” (HR Muslim).
Pada dasarnya, tidak ada ketentuan khusus mengenai kapan puasa Sya’ban dilakukan, entah itu di awal, pertengahan, maupun menjelang akhir Sya’ban. Namun, ada hadis yang menyebutkan jika puasa setelah Nisfu Sya’ban atau memasuki paruh kedua bulan tersebut dilarang alias haram.
Advertisement
Baca Juga
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا اِنْتَصَفَ شَعْبَانَ فَلَا تَصُومُوا. (رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ)
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh Rasullah saw bersabda: ‘Ketika Sya’ban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa’.” (HR Imam Lima: Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)
Mengutip NU Online, hadis di atas menegaskan bahwa hukum puasa setelah Nisfu Sya’ban adalah haram. Lantas, apakah ada toleransi jika mengharuskan puasa di paruh kedua Sya’ban? Simak penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Simak Video Pilihan Ini:
Penjelasan Buya Yahya
Buya Yahya mengatakan bahwa berpuasa setelah Nisfu Sya’ban tidak sepenuhnya haram. Ada beberapa alasan yang membolehkan seseorang puasa setelah lewat tanggal 15 Syaban.
“Puasa setelah Nisfu Sya’ban, memang (ada) hadis larangan puasa setelah Nisfu Sya'ban. (Namun) para aimmah hadis tidak bersepakat, banyak yang melemahkan hadis ini,” katanya dikutip dari YouTube Buya Yahya, Jumat (14/2/2025).
Buya Yahya menjelaskan, dalam fiqih mazhab Imam Syafi’i terdapat golongan tertentu yang boleh berpuasa setelah Nisfu Sya’ban. Orang-orang tersebut boleh berpuasa karena memenuhi satu dari lima alasan dibolehkannya puasa. Apa saja?
Advertisement
5 Alasan Puasa setelah Nisfu Sya’ban Boleh Dilakukan
Berikut lima alasan yang membolehkan seorang muslim berpuasa setelah Nisfu Sya’ban, dikutip dari penjelasan Buya Yahya.
- Puasa untuk mengqadha puasa Ramadhan tahun lalu.
- Puasa karena nazar. Misalnya, jika anaknya sembuh ia akan puasa. Tapi ternyata sembuhnya setelah Nisfu Syaban. Maka, dibolehkan puasa di separuh terakhir Syaban.
- Kebiasaan melaksanakan puasa sunnah Senin-Kamis atau puasa Dawud.
- Puasa yang disambung dengan tanggal 15. Jika ingin berpusaa di tanggal 16 Syaban, maka harus puasa di tanggal 15.
- Tidak khawatir akan menjadi lemah di saat melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.
Demikian lima alasan seorang muslim boleh berpuasa setelah Nisfu Sya’ban. Jika Anda termasuk satu di antaranya, maka boleh puasa. Wallahu a'lam.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)