Kamu Pekerja Keras tapi Jarang Berdoa? Awas, Bisa Dianggap Begini oleh Allah Kata UAH

UAH menjelaskan bahwa ada dua konsekuensi bagi orang yang jarang berdoa. Pertama, ia akan dinilai oleh Allah sebagai orang yang sombong karena merasa dirinya paling mampu. Kedua, Allah akan menciptakan kondisi-kondisi yang membuatnya merasakan kelemahan agar ia menyadari bahwa dirinya tetap butuh kepada-Nya.

oleh Liputan6.com Diperbarui 08 Mar 2025, 11:30 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2025, 11:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat atau UAH
Ustadz Adi Hidayat atau UAH. (YouTube Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Berdoa adalah bagian penting dalam kehidupan seorang Muslim. Melalui doa, seorang hamba menunjukkan ketergantungan dan kebutuhannya kepada Allah. Namun, di tengah kesibukan dunia, banyak orang yang mulai jarang berdoa, bahkan ada yang menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak begitu penting.

Beberapa orang berpikir bahwa selama usahanya sudah maksimal, doa tidak terlalu dibutuhkan. Ada juga yang merasa cukup dengan ibadah lain seperti sholat dan sedekah, tanpa menyadari bahwa doa adalah bentuk komunikasi langsung dengan Allah yang tidak boleh diabaikan.

Padahal, doa bukan sekadar ritual atau formalitas belaka. Doa merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Seseorang yang jarang berdoa bisa jadi tanpa sadar sedang menunjukkan kesombongan di hadapan Allah.

Pendakwah muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) menegaskan bahwa doa bukan hanya sekadar rangkaian kata, tetapi juga wujud penghambaan kepada Allah. Seorang Muslim yang enggan berdoa bisa dianggap sebagai orang yang sombong karena seakan-akan merasa tidak membutuhkan pertolongan dari-Nya.

Dikutip dari sebuah kajian ada di kanal YouTube @suasvideos, UAH mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah. Sebesar apa pun kekuatan dan kemampuan yang dimiliki, pada akhirnya semua berasal dari Allah.

Allah menciptakan manusia dengan berbagai keterbatasan. Tidak ada seorang pun yang mampu bertahan hidup tanpa pertolongan-Nya. Namun, ketika seseorang merasa cukup dengan dirinya sendiri dan tidak pernah berdoa, itu bisa menjadi tanda kesombongan yang berbahaya.

UAH menjelaskan bahwa ada dua konsekuensi bagi orang yang jarang berdoa. Pertama, ia akan dinilai oleh Allah sebagai orang yang sombong karena merasa dirinya paling mampu. Kedua, Allah akan menciptakan kondisi-kondisi yang membuatnya merasakan kelemahan agar ia menyadari bahwa dirinya tetap butuh kepada-Nya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Butuh Berdoa kalau Lagi Sulit

Ilustrasi orang sombong, keras kepala
Ilustrasi orang sombong, keras kepala. (Image by kues1 on Freepik)... Selengkapnya

Terkadang, seseorang baru menyadari pentingnya doa ketika menghadapi kesulitan. Saat sakit, kehilangan pekerjaan, atau mengalami musibah, barulah ia kembali mengingat Allah dan memohon pertolongan.

Seharusnya, seorang Muslim tidak menunggu sampai berada dalam kondisi sulit untuk berdoa. Doa harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.

UAH menekankan bahwa berdoa bukan hanya untuk meminta sesuatu, tetapi juga sebagai bentuk syukur kepada Allah. Dengan berdoa, seorang hamba menunjukkan bahwa dirinya sadar akan kebutuhannya terhadap Sang Pencipta.

Dalam Al-Qur’an, Allah bahkan secara tegas berjanji akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Namun, doa yang dikabulkan bukan selalu dalam bentuk yang langsung terlihat. Terkadang, Allah menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik atau menundanya hingga waktu yang paling tepat.

Sebaliknya, orang yang enggan berdoa justru berisiko kehilangan keberkahan dalam hidupnya. Tanpa doa, seseorang bisa merasa jauh dari Allah dan lebih bergantung pada kekuatan dirinya sendiri yang sebenarnya sangat terbatas.

UAH mengingatkan bahwa Nabi Muhammad ï·º sendiri adalah sosok yang paling banyak berdoa. Padahal, beliau sudah dijamin kedudukannya di sisi Allah. Ini menunjukkan bahwa doa bukan hanya untuk mereka yang sedang kesulitan, tetapi juga sebagai wujud ketaatan bagi semua hamba-Nya.

Berdoa dalam Setiap Keadaan

Ilustrasi kata-kata, doa cepat sembut buat pacar
Ilustrasi berdoa (Photo by Milada Vigerova on Unsplash)... Selengkapnya

Ada banyak contoh dalam Al-Qur’an dan hadis tentang orang-orang yang selalu berdoa dalam setiap keadaan. Nabi-nabi terdahulu, para sahabat, hingga ulama besar sepanjang sejarah Islam selalu menjadikan doa sebagai bagian dari hidup mereka.

Oleh karena itu, seorang Muslim seharusnya tidak merasa ragu atau malas untuk berdoa. Bahkan, dalam hal-hal kecil sekalipun, doa tetap dianjurkan. Misalnya, doa sebelum makan, doa keluar rumah, doa sebelum tidur, dan sebagainya.

Dengan membiasakan diri untuk selalu berdoa, seseorang akan semakin dekat dengan Allah. Ia juga akan lebih sadar bahwa segala sesuatu dalam hidupnya bergantung kepada kehendak-Nya.

Kesombongan yang muncul akibat jarang berdoa bisa berujung pada kehancuran. Orang yang merasa tidak butuh Allah akan semakin jauh dari petunjuk-Nya, sehingga mudah terjerumus dalam kesalahan dan keburukan.

Sebaliknya, orang yang rajin berdoa akan senantiasa mendapatkan perlindungan dan petunjuk dari Allah. Hidupnya akan lebih tenang, penuh keberkahan, dan selalu dalam lindungan-Nya.

Kesimpulannya, doa bukan sekadar permintaan, tetapi bentuk penghambaan kepada Allah. Orang yang jarang berdoa bisa dianggap sebagai orang yang sombong, karena merasa tidak membutuhkan Allah. Oleh karena itu, jadikanlah doa sebagai bagian dari hidup agar senantiasa mendapatkan rahmat dan keberkahan-Nya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya