Liputan6.com, Jakarta - Puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat. Namun, bagaimana dengan pekerja keras yang merasa tidak mampu menjalankan puasa karena tuntutan pekerjaan mereka?
Pendakwah asal Cirebon KH Yahya Zainul Ma'arif, yang dikenal sebagai Buya Yahya, memberikan penjelasan mengenai hal ini. Dalam sebuah ceramahnya, Buya Yahya menekankan bahwa seseorang yang bekerja keras tidak diperbolehkan membatalkan puasa atau mokel sejak pagi hari tanpa alasan yang jelas.
"Jadi kalau orang bekerja keras enggak kuat puasa itu enggak boleh membatalkan dari pagi, hukumnya haram," ujar Buya Yahya.
Advertisement
Dia mencontohkan profesi seperti tukang becak atau tukang batu yang tetap harus berniat puasa meskipun pekerjaannya berat, dicuplik dari tayangan video di kanal YouTube @Dhefiks.
Menurut Buya Yahya, seseorang harus tetap sahur dan berniat puasa di pagi hari. Jika di tengah perjalanan atau saat bekerja ternyata tidak mampu melanjutkan puasa karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan, barulah diperbolehkan membatalkan puasa.
Ia menekankan bahwa membatalkan puasa sejak awal tanpa mencoba menjalankannya dianggap sebagai tindakan yang kurang menghormati aturan Allah. Buya Yahya mengingatkan bahwa kondisi pekerjaan bisa saja berubah, misalnya bos memberikan keringanan atau tetap membayar meskipun tidak bekerja penuh.
Oleh karena itu, tidak seharusnya seseorang mendahului keputusan Allah dengan membatalkan puasa sejak awal tanpa alasan yang jelas. Buya Yahya menegaskan pentingnya niat puasa sejak pagi dan mencoba menjalankannya sebaik mungkin.
Jika di tengah hari kondisi fisik tidak memungkinkan untuk melanjutkan puasa, maka diperbolehkan untuk membatalkannya. Namun, hal ini harus didasarkan pada kondisi nyata yang dirasakan, bukan asumsi atau perkiraan semata.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Pentingnya Kejujuran
Buya Yahya juga menekankan pentingnya kejujuran dalam menilai kemampuan diri saat berpuasa. Setiap individu harus jujur terhadap kondisi fisiknya dan tidak mencari-cari alasan untuk membatalkan puasa tanpa alasan yang sah.
Ia mengingatkan bahwa puasa adalah ibadah yang memiliki nilai tinggi di sisi Allah. Oleh karena itu, setiap Muslim seharusnya berusaha sebaik mungkin untuk menjalankannya, kecuali jika ada halangan yang benar-benar tidak dapat diatasi.
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa Allah Maha Mengetahui kondisi hamba-Nya. Oleh karena itu, tidak sepatutnya seseorang berbuat curang atau mencari-cari alasan untuk tidak berpuasa tanpa alasan yang dibenarkan secara syariat.
Ia menekankan bahwa niat puasa harus tetap dilakukan meskipun pekerjaan yang dijalani tergolong berat. Hal ini menunjukkan kesungguhan dan ketaatan seorang hamba dalam menjalankan perintah Allah.
Jika di tengah hari ternyata tidak mampu melanjutkan puasa, maka diperbolehkan untuk membatalkannya dengan catatan harus menggantinya di hari lain. Hal ini sesuai dengan ketentuan syariat yang memberikan keringanan bagi mereka yang memiliki uzur.
Buya Yahya juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan saat berpuasa. Jika kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk berpuasa, maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dengan syarat menggantinya di hari lain atau membayar fidyah jika tidak mampu menggantinya.
Advertisement
Keringanan Jangan Disalahgunakan
Ia mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang memberikan kemudahan dan tidak memberatkan umatnya. Oleh karena itu, keringanan dalam berpuasa diberikan bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya.
Namun, keringanan tersebut tidak boleh disalahgunakan oleh mereka yang sebenarnya mampu berpuasa. Setiap individu harus introspeksi dan menilai kemampuan dirinya dengan jujur.
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa. Oleh karena itu, menjaga niat dan keikhlasan dalam berpuasa sangat penting.
Ia menekankan bahwa puasa adalah ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan ketakwaan. Oleh karena itu, setiap Muslim seharusnya berusaha menjalankannya dengan sebaik mungkin.
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa setiap amal perbuatan akan mendapatkan balasan sesuai dengan niat dan usahanya. Oleh karena itu, menjaga niat yang tulus dalam berpuasa sangat penting.
Ia menutup dengan mengingatkan bahwa puasa adalah ibadah yang memiliki banyak manfaat, baik secara spiritual maupun fisik. Oleh karena itu, setiap Muslim seharusnya berusaha menjalankannya dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.
Dengan demikian, pekerja keras yang merasa tidak mampu berpuasa tetap harus berniat puasa sejak pagi dan mencoba menjalankannya. Jika di tengah hari tidak mampu melanjutkan karena alasan yang sah, maka diperbolehkan membatalkan puasa dengan catatan harus menggantinya di hari lain atau membayar fidyah sesuai ketentuan syariat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
