Tiru Jateng, Begini Jurus DIY Cari Bibit Atlet Bridge Sejak Dini

Melihat potensinya, DIY juga bisa melakukan seperti Jateng.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2022, 14:00 WIB
Bridge
Turnamen bridge umum dan pelajar di Graha RSJ Grhasia Sleman sebagai rangkaian kegiatan pelantikan Pengda GABSI DIY periode 2022-2026, Sabtu (4/6/2022).

Liputan6.com, Yogyakarta - Jawa Tengah (Jateng) bisa menjadi daerah percontohan dalam pembinaan atlet muda bridge. Buktinya, dalam dua posisi dari enam pasang kelas internasional sudah ditempati atlet bridge Jateng.

Menurut Wakil Ketua Bidang Pembinaan PB GABSI Pramudita Munandar, sejak beberapa tahun terakhir Jateng giat melakukan pembinaan dan mencari bibit muda atlet bridge mulai dari jenjang SD. Mereka dilatih berkelanjutan dan semakin intensif saat berada di jenjang SMA.

“Hal ini yang seharusnya menjadi percontohan bagi daerah lain dalam melakukan penjaringan dan pembinaan atlet bridge. Melihat potensinya, DIY juga bisa melakukan seperti Jateng,” ujarnya dalam pelantikan Pengda GABSI DIY periode 2022-2026 Graha RSJ Grhasia, Sabtu (4/6/2022).

Oleh karena itu, ia mengajak Pengda GABSI DIY yang baru saja dilantik untuk memperkenalkan bridge ke sekolah sejak dini. Ia mengarahkan anak-anak di bawah 15 tahun untuk bermain dan menyukai bridge.

Ketua GABSI DIY periode 2022-2026 Ahmad Akhadi bakal memprioritaskan pencarian bibit unggul ke sekolah. Ia akan bekerja sama dengan dinas pendidikan untuk lebih masif memperkenalkan bridge.

Ia juga beranggapan  orang-orang yang ada di kepengurusan GABSI DIY sekarang tepat.

“Selain guru, pengurus juga merupakan pejabat di dinas pendidikan serta dari awak media. Ini menjadi tulang punggung untuk memperkenalkan dan melakukan pembinaan,” tuturnya.

Sementara, Ketua Komite Olahraga Indonesia (KONI) DIY Djoko Pekik Irianto menilai ketiadaan prestasi skala nasional dari cabang olahraga bridge karena jumlah atlet muda minim. Terlebih, memperkenalkan bridge ke masyarakat umum juga penuh tantangan.

“Banyak yang berpikir ini mengajarkan anak main kartu (identik dengan hal negatif), padahal tidak benar,” ucapnya.

Permainan bridge adalah olahraga mendukung akademik terutama dalam bidang numerik dan berpikir logika. Olahraga ini juga bisa dikenalkan ke sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya