Liputan6.com, Klaten - Candi Gana merupakan salah satu situs candi yang berada di Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Nama candi ini tidak terlalu dikenal seperti Candi Sewu, Candi Plaosan, atau Candi Sojiwan.
Uniknya Candi Gana lebih dikenal dengan sebutan Candi Asu atau Candi Anjing. Candi Gana terletak tidak jauh dari Candi Sewu, yang berjarak sekitar 300 meter ke arah timur.
Sedangkan berjarak sekitar satu kilometer dengan Candi Plaosan di arah barat. Di lokasi, Candi Gana atau Candi Asu dipagari besi, terlihat hanya ada bebatuan komponen candi yang jumlahnya ratusan.
Advertisement
Komponan batuan itu mulai dari batu-batu bertakik, kemuncak, batu relief, kala, dan sebagainya.
Baca Juga
Dikutip dari berbagai sumber, bebatuan relief terdiri dari berbagai motif.
Ada motif bunga, sulur, hingga orang-orang kerdil dengan posisi mengangkat kedua tangan atau dalam mitologi Hindu disebut Gana. Di bagian tengah terlihat struktur pintu masuk tetapi sudah tidak utuh.
Candi Gana kadang sulit ditemukan sebab tidak terlihat menjulang. Candi ini terlihat tenggelam diantara bangunan rumah penduduk yang mengepungnya.
Warga sekitar mengenal candi tersebut bukan sebagai Candi Gana tapi sebagai Candi Asu. Konon sebutan itu melekat turun-temurun.
Penamaan unik situs budaya ini karena masyarakat sekitar Candi Gana merasa bahwa arca candi yang rusak berbentuk seperti anjing atau asu dalam bahasa Jawa. Selain karena ada arca rusak menyerupai anjing, konon banyak anjing yang berkeliaran di sekitar candi.
Selain penamaan candi yang nyeleneh, pada zaman dahulu masyarakat setempat mengira banyak emas yang tersimpan di dalam candi. Hingga ketika bangunan candi roboh, bangunan candi ini dibongkar hingga berserakan batunya.
Penamaan Candi Asu tercatat sudah terjadi sejak masa penjajahan Belanda pada abad ke-19. Catatan kolonial Belanda menulis Candi Gana disebut dengan nama Tjandi Asoe atau Tjandi Assoe.