Â
Liputan6.com, Klaten - Keracunan massal saat acara pentas wayang dalam rangka halal bihalal terjadi di Klaten, Jateng, tepatnya di Desa Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno.
Â
Advertisement
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten Syahruna menjelaskan kronologi kejadian keracunan massal tersebut. Awalnya pada Sabtu (12/4/2025) diadakan pentas wayang kulit dalam rangka halal bihalal di desa setempat. Dalam acara tersebut terdapat hidangan yang disantap oleh seluruh warga yang datang.
Selanjutnya, pada Minggu (13/4) beberapa warga yang menghadiri acara tersebut merasakan mual dan pening.
"Namun belum secara bersama-sama merasakan hal tersebut," katanya.
Pada Senin (14/4/2025), makin banyak warga yang merasakan mual dan pening hingga akhirnya kejadian tersebut dilaporkan ke perangkat desa setempat.
"Atas petunjuk Kapolres Klaten agar dilakukan pos pemantauan lebih lanjut atas kejadian ini di lokasi RT," katanya.
Sementara itu, Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) pada kasus keracunan massal yang terjadi di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno.
"Ini kasus luar biasa, tapi ditangani jadi masih dalam kontrol," katanya saat meninjau lokasi keracunan massal di Klaten, Jawa Tengah, Selasa.
Pada kegiatan tersebut, ia bersama OPD terkait melakukan peninjauan langsung ke lokasi kejadian.
"Alhamdulillah dua hari ini sudah buka posko di lokasi, banyak yang jadi korban, sampai sekarang 110 orang," katanya.
Ia mengatakan sebagian di antaranya dirujuk ke rumah sakit dan harus menjalani rawat inap, dan sebagian lagi diperbolehkan pulang karena mengalami gejala ringan.
Meski demikian, ada juga yang meninggal dunia setelah sempat mengalami gejala sesak napas.
"Kebetulan yang meninggal ini bukan terundang, beliau ODGJ yang ikut menikmati sajian yang ada," katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten Hanung Sasmita mengatakan sudah dicantumkan KLB terkait peristiwa tersebut.
"Dari BPBD sudah terjun semalam, karena melibatkan warga banyak jadi korban dan ada yang meninggal dunia," katanya.
Ia berharap status tersebut dapat segera berakhir seiring dengan penanganan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Â