Kisah Sukses Lulusan SMKN Jateng Berkarier di Jepang, Gajinya Bisa Bikin Melongo

Lulus tahun 2018, alumni SMKN Jateng ini diterima bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pengecatan AC di Jepang

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Feb 2024, 01:01 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2022, 22:00 WIB
Kisah sukses lulusan SMKN Jateng bekerja dengan gaji tinggi di Jepang. (Foto: Humas Pemprov Jateng/Liputan6.com)
Kisah sukses lulusan SMKN Jateng bekerja dengan gaji tinggi di Jepang. (Foto: Humas Pemprov Jateng/Liputan6.com)

Liputan6.com, Semarang - SMKN Jawa Tengah (SMKN Jateng) makin populer. Terlebih, dengan kisah sukses almuni atau lulusan SMKN Jateng dalam kariernya.

SMKN Jateng tak hanya memberikan pendidikan gratis bagi siswa kurang mampu, tapi juga mencetak lulusan yang unggul dan mampu mengangkat derajat keluarganya.

Salah satu yang menerima berkah sukses usai lulus SMKN Jateng adalah Rizki Indra Pratama dan Dwi Angga Setiawan, yang sukses bekerja di Jepang.

Rizki merupakan lulusan angkatan 2 SMKN Jateng kampus Pati, yang berasal dari Desa Keser RT 004 RW 002 Tunjungan, Kabupaten Blora. Lulus tahun 2018, Rizki diterima bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pengecatan AC di Jepang.

“Setelah saya lulus, saya disalurkan kerja di Jepang. Alhamdulillah saya sudah pernah mengikuti ekstrakurikuler bahasa Jepang saat di SMKN Jateng. Saya bekerja di Jepang bidang pengecatan AC rumah, AC pabrik, dan juga AC kapal,” katanya, dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Kamis (22/7/2022).

Putra pasangan Joko Eko Supriyanto dan Lestari itu sekarang sudah mampu mengubah kondisi ekonomi keluargnya.

Rizki bahkan memberikan modal kepada orangtua untuk berdagang sehingga memberikan pemasukan yang jelas. Tak hanya itu, dia juga membelikan mobil untuk orang tua dan juga sepeda motor untuk adiknya yang masih sekolah.

Tak lupa, Rizki menyisihkan gajinya untuk membeli tanah sebagai investasi masa depan. Beberapa lainnya, ditabung untuk membuka usaha sepulang dari Jepang kelak.

“Saya sudah 3,5 tahun lebih bekerja di sini dan alhamdulillah saya bisa merubah perekonomian keluarga," ucap dia.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Gaji Belasan Juta Rupiah per Bulan

Kisah sukses lulusan SMKN Jateng bekerja dengan gaji tinggi di Jepang. (Foto: Humas Pemprov Jateng/Liputan6.com)
Kisah sukses lulusan SMKN Jateng bekerja dengan gaji tinggi di Jepang. (Foto: Humas Pemprov Jateng/Liputan6.com)

Bagi Rizki, SMKN Jateng telah memberikan banyak pelajaran, terutama kedisiplinan serta pendidikan gratis bagi siswa dari keluarga ekonomi kurang mampu. Sekolah, asrama, makan dan perlengkapan alat sekolah, semua tidak dipungut biaya.

“Saya masuk SMKN Jateng tahun 2015 saat itu keadaan ekonomi keluarga saya yang kurang baik, yaitu ayah saya bekerja sabagai tukang ojek yang penghasilannya tergolong rendah dan tidak menentu, dan ibu hanya ibu rumah tangga,” tutur lulusan jurusan Teknik Perbaikan Bodi Otomotif itu.

Mirip seperti yang dialami Rizki, cerita sukses juga disampaikan Dwi Angga Setiawan, lulusan SMKN Jateng kampus Semarang. Putra pasangan Tarudi dan Ramijah itu diterima bekerja di Jepang, bahkan saat ini ia sudah berpenghasilan Rp16 juta per bulan.

“Saya alumni waktu itu lulus tahun 2018 dan Alhamdulillah setelah lulus saya bekerja di Jepang, sebagai operator CNC. Awalmya ada lowongan pemagangan ke Jepang, saya minat dan mendaftar, Alhamdulillah saya berhasil keterima. Sekarang saya bekerja di Jepang dengan gaji Rp16 juta per bulan,” kata Angga.

Dari pendapatannya per bulan gaji di Jepang itu, Angga mampu mengangkat derajat orangtuanya dengan merenovasi rumah, dan membeli lahan tanah.

“Dengan gaji itu sampai saat ini saya sudah membeli tanah dan merenovasi rumah keluarga saya,” ucap pemuda yang beralamat di Desa Punggurharjo, RT 03 RW 01 Pancur, Rembang.

Menurutnya, SMKN Jateng memberikan kesempatan baginya untuk mendapatkan pendidikan dan meraih cita-citanya.

“Terimakasih Pak Ganjar yang telah mendirikan SMKN Jateng sehingga saya mampu melanjutkan sekolah dan mampu bekerja di Jepang. Kalau tidak ada SMKN Jateng saya tidak bisa melanjutkan sekolah dan tidak bisa bekerja di Jepang,” dia menuturkan.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya