Liputan6.com, Yogyakarta - Kompetisi bagi mahasiswa jurusan tambang, geologi, dan teknik tingkat nasional, Olimpiade Agincourt Resources (OlympiAR) 2022 selesai digelar. Babak final serta pengumuman dan penganugerahan pemenang OlympiAR 2022 digelar, Sabtu (1/4/2023) di Yogyakarta.
Tim Magsite dari Universitas Diponegoro berhasil menyabet juara pertama OlympiAR 2022 sehingga berhak membawa pulang hadiah uang tunai Rp50 juta dan kesempatan magang selama 3 bulan di Tambang Emas Martabe. Juara kedua diraih oleh tim Sylvite dari Institut Teknologi Bandung (ITB), berhak atas hadiah uang tunai Rp30 juta.
Sementara, tim Enargite dari UPN Veteran Yogyakarta menyabet juara ketiga dan berhak membawa pulang hadiah uang tunai Rp20 juta.
Advertisement
Posisi keempat ditempati tim Niccolite dari ITB, sedangkan posisi kelima diduduki tim Vermicullite dari Universitas Jenderal Soedirman. Dua tim tersebut meraih masing-masing uang tunai senilai Rp5 juta.
Baca Juga
Menurut Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources (PTAR), Ruli Tanio, OlympiAR yang akan digelar setiap dua tahun ini merupakan wujud komitmen PTAR untuk mencetak generasi muda berprestasi yang berkontribusi dalam penerapan konsep pertambangan berkelanjutan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen PTAR dalam mengimplementasikan praktik pertambangan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan bertanggungjawab secara sosial.
Tidak hanya menjadi medium bagi mahasiswa untuk belajar dan meningkatkan intelektualitasnya di bidang pertambangan, OlympiAR juga menjadi sarana bagi mahasiswa untuk meningkatkan soft skill, seperti keterampilan memecahkan masalah, berpikir kritis, manajemen tim, disiplin, dan bersikap sportif.
“Harapannya, OympiAR bisa membantu mahasiswa siap terjun ke dunia kerja,” ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Antusiasme Tinggi
Sejak OlympiAR 2022 disosialisasikan pada November 2022 dan diresmikan pada 17 Desember 2022, sebanyak 223 mahasiswa dari 26 universitas di Indonesia mengikuti kompetisi ini, di antaranya Universitas Syiah Kuala, Universitas Bangka Belitung, Universitas Teknologi Sumatera, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Muhammadiyah Mataram, dan Universitas Hasanuddin.
“Ini membuktikan, semangat dan antusiasme mahasiswa mengikuti OlympiAR 2022 sungguh besar. Gagasan yang mereka hasilkan, yang sejalan dengan topik keberlanjutan di pertambangan, dan telah diuji oleh para akademisi dan praktisi, juga luar biasa,” ucap Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono.
Dari 72 tim yang memenuhi syarat berpartisipasi di OlympiAR, sebanyak 55 tim lolos ke babak pertama. Berdasarkan hasil penilaian, dari 20 besar hanya 14 tim berhasil melalui tahap paparan presentasi. Hingga akhirnya tersaring 5 tim masuk babak final.
Di babak akhir ini, para finalis melakukan validasi data, menganalisis data eksplorasi, menghasilkan wireframe mineralisasi yang berkorelasi dengan data geologi, serta merancang usulan rencana pengeboran hingga pembuatan esai paska tambang.
OlympiAR merupakan bagian dari Program E-Coaching Jam (ECJ), yaitu forum diskusi dan berbagi pengetahuan praktis antara para ahli dan praktisi dengan mahasiswa secara online dan offline. Sejak gelaran perdana dimulai pada 2014, hingga saat ini ECJ telah menjembatani diskusi lebih dari 45 ahli pertambangan serta lebih dari 3.500 mahasiswa di Indonesia.
Pada gelaran perdana OlympiAR bertema “Mineral Discovery, Unearthing Sustainable Future” ini, PTAR berkolaborasi dengan Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI).
Bila OlympiAR ditujukan untuk pelajar perguruan tinggi se-Indonesia, maka di tingkat pendidikan dasar dan menengah PTAR menggelar Olimpiade Sains Tingkat Guru dan Siswa jenjang SMP/sederajat dan SMA/sederajat se-Kabupaten Tapanuli Selatan, yang diikuti 563 orang. Selain itu, PTAR berkontribusi mendukung sarana dan prasarana belajar di SMKN 2 Batangtoru yang merupakan sekolah vokasi dengan fokus pendidikan pertambangan pertama di Sumatra Utara.
Advertisement