Liputan6.com, Yogyakarta- Wayang kulit Cina Jawa atau Wacinwa akan kembali di pentaskan dalam Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke-10 di kampung Ketandan Jogja pada 5 Maret. PBTY sendiri dihelat mulai 1-5 Maret 2015. Anggi Minarni Koordinator Seksi Acara PBTY mengatakan jika wacinwa merupakan bentuk akulturasi budaya antara Jawa dan Cina. Selain Wacinwa produk budaya lain adalah ketoprak dan tari Beksan Adaningggar Kelasworo.
Khusus Wacinwa ini berkolaborasi dengan ketoprak yang melibatkan 8 pemain. Dalang dari Wacinwa ini Aneng Kriswantoro yang sudah membuat cerita ulang dan tembang tembangnya. Namun wayang yang akan digunakan bukan asli yang saat ini berada di museum Sonobudoyo Jogja. Wayang aslinya akan dipajang di kampung ketandan saat wacinwa digelar.
"Lakon yang dimainkan di Wacinwa dijawakan. Lakon diambil dari wayang Po Tay Hee yaitu Sijinkui yaitu legenda kisah tiga negri di Tiongkok. Tetapi dlam Wacinwa tetap menggunakan Si jin kui tapi tetap mengandung unsur dalam cerita jawa. Lalu ketika diketoprak seluruh nama menjadi jawa. Sijinkui jadi Sujiro, Wa lay Wa itu srikandinya Si Jin Kui itu kalo dalam wayang kulit jadi Waryanti," ujarnya Sabtu (28/2/2015).
Wacinwa ini menurut Anggi akan menjadi pembelajaran sejarah karena sudah lama tidak dimainkan sejak 1967. Penampilan wacinwa ini akan membuat generasi muda mencintai kembali budaya mereka.
"Ini kenalkan kembali ke generasi muda. Dan ini kekayaan budaya di Jogjakarta," ujarnya.
Pada PBTY ke-10 ini nantinya wacinwa akan pertama kali dipentaskan kembali setelah lama tidak pernah dipentaskan. Anggi mengatakan jika sang pencipta wacinwa diketahui meninggal bersama karya karyanya sehingga lakon yang pernah dimainkan tidak diketahui. Sehingga dalang Aneng kembali mereka ulang lakon lakon yang dulu pernah dimainkan oleh sang penciptanya.
"Thwan Seng Gan pencipta wacinwa ini meninggal seluruh buku lakon wacinwa dan wayang ikut dikremasi dan tahun 2014 muncul lagi di museum sonobudoyo dengan mengenalkan wacinwa ini," ujarnya. (Fathi mahmud)
Advertisement