Studi: Makan di Restoran Sama Buruknya dengan Makanan Cepat Saji

Ternyata makan di restoran memiliki dampak yang buruk layaknya makanan cepat saji.

oleh Jazaul Aufa diperbarui 28 Jul 2015, 17:35 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2015, 17:35 WIB
Studi: Makan di Restoran Sama Buruknya dengan Makanan Cepat Saji
Ternyata makan di restoran memiliki dampak yang buruk layaknya makanan cepat saji.

Liputan6.com, Jakarta Anda tidak bisa menghentikan waktu yang mengubah diri menjadi semakin dewasa dan menua dengan segala macam persoalan. Akibatnya, gaya hidup pun mengalami perubahan, terutama pola dan apa yang dimakan.

Terlebih ketika kepadatan perkuliahan atau pekerjaan tidak dapat dikendalikan, niat memasak di rumah akhirnya harus diurungkan. Pilihan mengenyangkan perut adalah makan makan di restoran atau membeli makanan cepat saji.

Studi yang diterbitkan oleh professor Ruopeng An dari bidang kinesiologi dan kesehatan masyarakat Universita Illinois, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa rata-rata orang akan mengkonsumsi 200 kalori tambahan ketika makan di restoran ataupun makanan cepat saji dibanding makan di rumah.

Sementara itu, menurut data dari penelitian selama 8 tahun oleh National Health and Nutrition Examination Survey menemukan bahwa menyantap makanan lengkap di restoran akan membuat seseorang kelebihan nutrisi dan makanan di restoran cenderung memiliki lebih banyak natrium dan kolesterol dibanding makanan cepat saji.

"Tambahan natrium amat mengkhawatirkan karena ketika asupan sodium sudah berada di batas atas, maka potensi mengalami masalah kesehatan seperti hipertensi dan penyakit jantung pun lebih tinggi," kata An.

Penyantap makanan cepat saji pun akan menelan makanan dengan kandungan kolesterol lebih tinggi (sekitar 10 mg) dibanding makanan di rumah, mengutip dari laman Thrillist, Sabtu (25/7/2015). Jadi, masih tidak mau belajar memasak sendiri? (Auf/Ibo)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya