Liputan6.com, Jakarta Setelah lima hari bersandar di Jakarta International Cargo Terminal 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, kapal Nippon Maru kembali ke negara asalnya, Jepang. Kapal yang membawa 330 pemuda-pemudi yang terpilih dari 11 negara yaitu, Jepang, Vietnam, Thailand, Kamboja, Singapura, Indonesia, Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Myanmar, dan Filipina ini kembali mengarungi samudera selama tujuh hari untuk mencapai Tokyo, Jepang. Mereka tergabung dalam program pertukaran pemuda Jepang dan Asia Tenggara ke 43, atau SSEAYP.
Salah satu prosesi yang menjadi khas setiap pelepasan Nippon Maru ke lautan adalah Ribbon Throwing yang penuh makna. Setiap peserta yang naik ke atas dek kapal, akan membuang pita panjang warna-warni kepada pengunjung upacara penutupan yang merupakan orang tua angkat para peserta 43rd SSEAYP 2016 di setiap negara. Sambil melambaikan tangan, pita tersebut tetap digenggam hingga Nippon Maru pergi meninggalkan pelabuhan.
Advertisement
"Maknanya sangat dalam, ribbon throwing ini harus selalu digenggam sampai kapal berangkat atau pitanya putus sendiri. Pita ini melambangkan bahwa hubungan para peserta dan orangtua angkat tidak terpisahkan, meski hanya bertemu sesaat,” ungkap Ananta Stokhorst alumnus SSEAYP tahun 2011.
Meski angin kencang di pelabuhan Tanjung Priok, namun upacara Ribbon Throwing tetap dilaksanakan pada hari kepulangan Nippon Maru pada Senin, (5/12/2016). Bahkan para peserta sudah kontak mata dengan orangtua angkatnya, agar bisa meraih pita yang dilemparkan, sebagai bukti sayang mereka.
Sementara itu orangtua angkat juga tidak kalah haru, karena melepaskan anak angkatnya dengan lambaian tangan dan isak tangis sampai kapal menjauh. Selamat jalan dan semoga selamat sampai tujuan!