Liputan6.com, Jakarta Jika Anda berkunjung ke Hokkaido tanpa mampir di Distrik Furano, rugi. Pemandangan di tempat ini sungguh indah dengan ciri khas ladang Lavender yang membentang luas.Â
Usut punya usut, ladang yang bernama Farm Tomita ternyata juga menyediakan berbagai hasil olahan bunga-bunga Lavender, mulai dari minyak wangi, kosmetik, aneka kue, hingga es krim. Bahkan Anda bisa menyaksikan bagaimana bunga-bunga Lavender ini dikeringkan setelah dipanen hingga disuling dan diolah menjadi minyak wangi dan sabun.
Juli dan Agustus menjadi saat tepat untuk bertandang ke tempat ini. Tak heran saat Liputan6.com mampir, Kamis (20/7/2017), banyak wisman dari Tiongkok dan Thailand datang berkunjung, yang membuat tempat parkir penuh.
Advertisement
Tomita Farm memiliki koleksi hingga 80 jenis bunga yang mekar di antara April hingga Oktober. Selain bunga-bunga seperti Sage, Dahlia, African Marigold, Zinnia, Begonia, hingga Angelonia, bunga Lavender menjadi bunga yang paling banyak ditanam dan memiliki lima varian.
Lavender Noshi Hayazaki yang berwarna ungu tua mekar di Bulan Juni hingga tengah Juli. Ada juga Lavender Yotei berwarna ungu kemerahan mekar di awal hingga akhir Juli. Lavender Hanamoiwa yang mekar di tengah hingga akhir Juli berwarna ungu pucat. Lalu yang mekar di tengah Juli hingga awal Agustus berwarna Ungu sedikit pucat disebut Okamurasaki. Terakhir yang kelima, Lavender Lavandin mekar di akhir Juli hingga Agustus juga berwarna ungu agak pucat. *
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Sejak 1903
Farm atau ladang lavender Tomita (Tomita Farm) ini mulai ada ketika Tokuma Tomita, generasi pertama keluarga ini datang dari Prefektur Fukui dan menanam Lavender untuk pertama kalinya di ladang yang berlokasi sama dengan yang sekarang dengan pemandangan latarnya Pegunungan Tokachidake pada 1903.
Tahun 1958, ladang mulai dikembangkan lebih luas hingga pada 1970 mencapai puncak panen dan produksi minyak di musim panen mencapai 5 ton di Hokkaido. Luas lahan bahkan mencapai 250 hektare.
Tahun 1973, musim paceklik menerpa kebun Lavender. Minyak wangi impor imitasi (esen) berdatangan sejak dibukanya perdagangan bebas antarnegara. Harga minyak esen lebih murah merusak produk minyak asli lokal.
Tahun berikutnya, 1973, kebanyakan ladang Lavender diubah menjadi ladang palawija. Ladang milik keluarga Tomita juga demikian meski masih mempertahankan sebagian ladang Lavender.
Kebangkitan ladang ini terjadi ketika Perusahaan Jawatan Kereta Api Jepang (Japanese National Railway) meluncurkan kalender bergambar ladang Lavender milik keluarga Tomita. Wisatawan dari seluruh penjuru Jepang berdatangan.
Tahun 1980, minyak wangi asli diproduksi di Furano. Hingga sekarang berkembang menjadi berbagai macam variasi olahan dan Tomita Farm menjadi Land Mark Hokkaido. *Â
Advertisement