Liputan6.com, Jakarta Siapa sangka, sebuah lukisan ternyata bisa membuat Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin murka? Ternyata kejadian ini dirasakan langsung oleh Srihadi Soedarsono, pelukis kenamaan Indonesia, yang kini masih dikenal dengan karya fenomenalnya, "Jayakarta".
Dalam sebuah wawancara eksklusif, Selasa (22/8/2017), Srihadi kepada Liputan6.com menceritakan, lukisan Air Mancar karyanya pernah membuat Ali Sadikin marah besar. Lukisan yang dipilih untuk pameran dalam rangka pembukaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 1975 ini menggambarkan Kota Jakarta yang penuh reklame iklan perusahaan Jepang.
Baca Juga
Mengintip Ratusan Mainan Artistik Unik di Hong Kong Art Toy Story 2024 Jakarta, Buka Peluang Kolaborasi dengan Seniman Lokal
Garin Nugroho Rilis Film Bisu Berlatar Budaya Bali, Suara Gamelan dan Musik Elektronik Bakal Diputarkan Langsung Selama Ditonton
Saat 100 Perempuan Penari Bergerak Serempak Menarikan 38 Tarian Nusantara di Festival Art ChipelaGong
Happy Farida, istri Srihadi menceritakan, lukisan Air Mancar mengandung kritik sosial yang dalam sebenarnya, namun Ali Sadikin tidak menyadari itu.
Advertisement
Akhirnya dengan penuh amarah, Ali Sadikin mencoret lukisan tersebut dengan tulisan “Sontoloyo, Apa Ini Reklame Barang Jepang??” dan ia membubuhkan tanda-tangannya. Setelah dicoret, lukisan ini buru-buru disimpan agar tidak terlihat oleh Presiden Soeharto saat pembukaan TMII kala itu.
Akhir Cerita Air Muncrat
Setelah kejadian tersebut, sahabat-sahabat Ali Sadikin datang menasehati. Mereka bilang mengapa sampai harus mencoret lukisan seperti itu dan mengajak beliau naik mobil melihat Jakarta pada malam hari.
Dari perjalanan itulah, Bang Ali baru sadar bahwa Jakarta persis seperti gambaran lukisan Air Muncrat. Akhirnya pak Ali menginginkan dibuat sebuah lukisan yang menampilkan Jakarta yang bersih.
“Dulunya lukisan ini diletakkan di lantai 23 kantor gubernur. Sekarang akan di pamerkan selama dua bulan di Museum Seni Rupa dan Keramik,” ungkap Srihadi.
Simak juga video menarik berikut ini:
Advertisement