Liputan6.com, Jakarta Hampir semua perusahaan menetapkan peraturan masa percobaan dalam jangka waktu tertentu sebelum mulai mempekerjakan karyawan baru sebagai karyawan tetap.
Pada akhir masa percobaan tersebut, barulah perusahaan akan mengevaluasi performa kerja sang karyawan baru itu. Apakah sesuai standar kualifikasi perusahaan atau tidak.
Kalau masa percobaan lulus dan karyawan baru berhasil memperoleh status tetap, pastinya tak jadi masalah. Semua pihak tentu akan merasa senang. Namun, bagaimana kalau masa percobaan tidak diperpanjang alias kontrak diputus sebelum jadi karyawan tetap?
Advertisement
Agar bisa menyiapkan mental, DuitPintar.com mengungkapkan lima tanda yang bisa jadi warning Anda kalau status percobaan tidak akan diperpanjang:
1. Manajemen menunda-nunda kejelasan status
Manajemen adalah kumpulan orang (direksi) yang mengelola, mengendalikan, dan memimpin keberlangsungan perusahaan secara keseluruhan.
Tentu saja manajemen juga menjadi pihak pengambil keputusan utama, salah satunya sebagai penentu nasib setiap karyawan. Mulai dari gaji hingga status kepegawaian.
Bahaya kalau dari pihak manajemen sudah menunda-nunda kejelasan status kepegawaian kita di dalam perusahaan. Bisa jadi mereka sudah mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan kontrak kerja atau status kita masih dalam perdebatan.
Kalau sudah melihat gelagat ini, sebaiknya mulai ancang-ancang saja mencari informasi pekerjaan di tempat lain.
2. Atasan menghindari pembicaraan mengenai perpanjangan kontrak
Masa percobaan sudah hampir usai, tapi belum ada tanda-tanda atasan memanggil kita untuk membahas nasib status kepegawaian. Bisa jadi setiap kali kita yang berinisiatif menanyakan kelanjutan nasib, si bos terus menghindar dengan alasan berbeda.
Mulai siapkan mental saja kalau kemungkinan si bos sedang bingung bagaimana cara menyampaikan berita tidak enak itu kepada kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
3. Ada sinyal kalau atasan tidak puas dengan kinerja kita
Tugas seorang atasan adalah memastikan semua pekerjaan anak buahnya selesai dengan hasil yang optimal. Jadi wajar kalau sesekali atasan menegur atau memberi koreksi akan hasil pekerjaan dan perilaku bawahan yang masih di bawah ekspektasi.
Namun, mulai waspada saat si bos mulai sering menegur kita dengan keras. Atau malah bisa juga sebaliknya. Tidak menegur, tapi mungkin malah tidak terlihat antusias dengan hasil kerja kita. Dia terkesan tidak peduli dan enggan memberi feedback.
Kalau sudah melihat sinyal-sinyal seperti ini, segera introspeksi performa kerja Anda dan perbaiki. Siapa tahu belum terlambat mengubah penilaian atasan.
4. Dianggap tidak ada di kantor
Jadi karyawan sering merasa serba salah. Saat beban pekerjaan sedang banyak, rasanya ingin teriak frustrasi sampai kadang terpikir untuk resign.
Namun, ketika tiba-tiba beban pekerjaan kita berkurang secara signifikan, mungkin juga itu saatnya untuk memikirkan kemungkinan nasib kita dalam perusahaan. Jangan-jangan dianggap kurang capable dalam menunaikan tugas?
Apalagi saat pekerjaan mulai berkurang sejak atasan sering menegur kesalahan kita. Fungsi kita dalam perusahaan pun lantas seperti antara ada dan tiada.
Hati-hati, saat beberapa tugas kita dialihkan kepada rekan yang lain, terlebih lagi tanpa penjelasan, ini bisa jadi indikasi perusahaan sudah tidak percaya.
Advertisement
5. Tidak diikutsertakan dalam rapat-rapat
Di setiap perusahaan pasti ada yang namanya rapat. Mulai dari rapat tim, divisi, rapat dengan klien, hingga rapat direksi.
Saat kita mulai tidak dilibatkan dalam rapat-rapat tersebut, artinya ada yang salah. Apalagi kalau rapatnya berupa pembahasan terkait dengan tanggung jawab yang kita emban.
Tidak boleh ikut dalam rapat divisi saja sudah mengindikasikan kalau kita sudah tidak diperbolehkan mengetahui informasi-informasi penting seputar perusahaan. Artinya, peran kita di dalam tim secara khusus dan dalam perusahaan secara umum perlahan mulai ditiadakan. Nah, ini sudah harus mulai waspada, ya.
Mungkin masih ada sinyal lain yang bisa jadi indikasi bahwa status percobaan kita di sebuah perusahaan tidak akan diperpanjang. Namun, paling tidak lima pertanda di atas bisa jadi referensi awal untuk mengantisipasi hal tersebut.
Intinya, di mana pun kita bekerja, jangan pernah setengah-setengah dalam berkarya. Usahakan untuk selalu aktif bertanya, mau belajar, menerima kritik, dan memberikan yang terbaik.