Wanita Lebih Suka Pria dengan Jabat Tangan yang Erat, Benarkah?

Wanita lebih menyukai pria yang erat saat menjabat tangan, benarkah demikian? Simak di sini faktanya.

oleh Vinsensia Dianawanti diperbarui 01 Mei 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2018, 15:00 WIB
Ilustrasi gandeng tangan
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Jabat tangan yang erat menjadi atribut penting ketika memikat orang lain. Dilansir dari Independent pada Selasa (1/5/2018), ternyata wanita lebih cenderung menyukai bahkan menikahi pria yang memiliki jabat tangan kuat.

Para peneliti dari Mailman School of Public Health di Columbia University dan Columbia Ageing Center menemukan hubungan antara jabat tangan yang kuat dan kemungkinan pernikahan lebih tinggi setelah mempelajari 5.000 orang dewasa dari kota Norwegia Tromso.

Menurut para peneliti, pria dengan jabat tangan lebih kuat cenderung menikah dibanding rekan-rekan mereka yang lemah. Namun, hal serupa tidak berlaku pada wanita. Studi yang diterbitkan dalam jurnal SSM-Population Health menganalisis kekuatan jabat tangan dua kelompok orang yang berusia 59 hingga 71 tahun.

 

Pasangan dan hubungan cinta (iStock)
Ilustrasi pasangan dan hubungan (iStockphoto)

Menurut temuan tersebut, perempuan menganggap bahwa kekuatan jabat tangan menjadi keuntungan dalam pernikahan. Para peneliti pun menemukan pria yang tidak menikah lebih mungkin memiliki kekuatan jabat tangan lebih rendah.

Vegard Skirbekk, seorang profesor di Columbia Aging Center menuturkan bahwa wanita lebih mungkin menyukai pasangan yang memberi sinyal kekuatan. Dan ini menjadi kekuatan ketika menikah. Pria dengan jabat tangan yang kuat dinilai lebih sehat.

 

Pasangan - hubungan cinta (iStock)
Ilustrasi pasangan dan hubungan (iStockphoto)

"Wanita akan berumur lebih panjang menikahi pria yang lebih sehat. Sehingga ada kecenderungan menghindari peran pengaruh untuk mengurus hidup mereka. Sementara pria yang kurang sehat, akan tetap belum menikah sehingga butuh untuk mencari bantuan pengaruh," ujar Vegard Skirbekk.

Menurut Harvard Universtiy Medical School, kekuatan jabat tangan adalah yang berguna dalam menentukan risiko serangan jantung atau stroke seseorang karena menunjukkan otot yang lebih lemah. Selain itu, para peneliti di University of Manchester menemukan bahwa jabat tangan yang kuat sering menjadi tanda kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik, memori, dan waktu reaksi yang cepat.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya