Ini Keterangan dari Komodo National Park Terkait Kebakaran Gili Lawa

Komodo National Park telah mengeluarkan siaran pers terkait kebakaran yang terjadi Gili Lawa, simak di sini.

oleh Annissa Wulan diperbarui 03 Agu 2018, 16:39 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2018, 16:39 WIB
Gili Lawa
Gili Lawa (AP Photo/Michael W. Ishak)

Liputan6.com, Jakarta Gili Lawa atau Gili Lawa Darat merupakan salah satu pulau di Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, yang ramai dikunjungi wisatawan karena keindahan alamnya. Sejak dikabarkan terbakar tadi malam, Selasa (2/8/2018), sampai saat ini, Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur masih menyelidiki penyebabnya.

Banyak kabar simpang siur mengenai penyebab terjadinya kebakaran yang menghabiskan daratan Gili Lawa tersebut, mulai dari adanya wisatawan yang membawa obor, kembang api untuk melakukan sesi foto prewedding, hingga rokok. Untuk mencegah pemberitaan yang tidak benar semakin luas, Balai Taman Nasional Komodo mengeluarkan siaran pers melalui media sosial, salah satunya lewat akun Instagram @komodo_national_park.

 

 

Ada beberapa poin yang disampaikan melalui siaran pers tersebut, salah satunya adalah pemberitahuan bahwa untuk sementara Gili Lawa ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan. Masyarakat dan pengunjung diimbau untuk mengikuti peraturan yang berlaku dan etika berwisata di Taman Nasional Komodo.

Penjelasan dari Komodo National Park terkait kebakaran di Gili Lawa

Gili Lawa
Selain Pulau Rinca dan Pink Beach, Gili Lawa menjadi destinasi yang perlu dikunjungi saat berada di gugusan Pulau Komodo. Foto: Andi Jatmiko/ Liputan6.com.

Melalui siaran pers yang sama, Balai Taman Nasional Komodo juga menyampaikan bahwa laporan tentang kejadian kebakaran pertama kali disampaikan oleh masyarakat pada hari Rabu (1/8/2018), pukul tujuh malam. Setelah mendapat laporan, para petugas langsung menuju lokasi untuk memadamkan api.

 

 

#Repost @siti.nurbayabakar (@get_repost) ・・・ Terkait kebakaran di Gili Lawa Darat yang merupakan bagian dari, Taman Nasional Komodo, saya sudah minta Dirjen KSDAE tangani kejadian ini secepatnya walaupun kebakarannya sudah padam. Saya perintahkan ada langkah yang jelas mengungkap penyebabnya, serta nanti upaya suksesi alam agar kawasan tersebut bisa hijau kembali. Pihak Balai Taman Nasional Komodo bersama Polres Manggarai Barat telah melakukan penyelidikan mengenai penyebab kebakaran. Beberapa saksi mata juga telah dimintai keterangan. Jika memang ada faktor kesengajaan, tentu ada proses hukumnya. Kami usut tuntas, agar kejadian serupa tak lagi terulang. Gili Lawa salah satu pulau tak berpenghuni yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Pulau Komodo. Kawasan ini menjadi favorit para wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. Biasanya para wisatawan hanya dibenarkan untuk singgah menikmati pantai dan keindahan padang Savana Gili Lawa setelah menyelam. Karena berada dalam kawasan Taman Nasional, aktivitas kegiatan manusia di lokasi tersebut memang dibatasi untuk menjaga kelestariannya. Karena itu kami mengimbau para wisatawan, serta masyarakat untuk peduli dan ikut aktif terlibat menjaga kelestarian Taman Nasional. Saya mengajak semua pihak menghindari tindakan-tindakan yang mengganggu atau bahkan merusak kekayaan alam Indonesia. Hindari tindakan-tindakan konyol yang merusak alam. Misalnya membuang puntung rokok atau meninggalkan sisa api unggun. Nikmatilah keindahan alam tanpa merusaknya. Sumber foto repost dari @komodo_national_park @kementerianlhk #tamannasionalkomodo #gililawa

A post shared by Komodo National Park-Indonesia (@komodo_national_park) on

Penjelasan dari Komodo National Park terkait kebakaran di Gili Lawa

Paradise Bar Labuan Bajo
Secara administrasi, Paradise Bar berlokasi di jalan Binongko, Labuan Bajo, Pulau Komodo, yang masuk dalam daerah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. (Liputan6.com/ Ahmad Ibo)

Karena angin yang kencang, kondisi daratan yang curam, dan kering, api baru bisa padam pukul tiga pagi keesokan harinya. Apa Anda pernah berkesempatan mengunjungi Gili Lawa?

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya