Liputan6.com, Jakarta Pisang merupakan salah satu yang jadi favorit saat jajan gorengan. Sayangnya keberadaan camilan legendaris itu cukup sulit ditemukan (karena tidak semua tukang gorengan membuat pisang molen).
Atau kalau ada, hasil olahannya pun dibuat seadanya. Mulai dari pemilihan tepung, pisang, sampai minyak yang digabung jadi satu dengan jenis gorengan lainnya.
Baca Juga
Nah, hal di atas jadi perhatian Mohammad Taufiq (Tommy) dan Nugra Phe Anwar yang mengambil peluang untuk bisnis pisang molen bernama Raja Molen. Mereka optimistis jika Raja Molen Lebak Bulus yang berlokasi di Foodcourt Moss dan perkantoran Bali View Point ini akan digemari karena punya banyak keunggulan di kelas gorengan gerobak.
Advertisement
"Pertama kami punya adonan crunchy. Kedua kami punya banyak rasa, ada sembilan varian," ujar Tommy.
9 Varian Rasa, Mana Favorit Anda?
Sembilan varian di antaranya original, cokelat, keju, stroberi, blueberry, nanas, kacang, kismis dan Molen Arab berisi cokelat keju. Dengan inovasi pisang molen rasa, mereka siap bersaing dengan pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM), terutama dengan harga seribuan.
"Buat rasa original Rp 1.000 yang rasa Rp 1.500. Kami ingin menjangkau seluruh kalangan. Pembeli kami bukan dari yang jarak dekat saja, sudah sampai cengkareng dan Kebon Sirih. Bahkan ada yang pesan mentahnya untuk dibawa ke Surabaya dan Amerika," imbuh Tommy.
Selain datang ke tempat, Anda dapat membeli lewat aplikasi ojek online atau instagram @rajamolen_jakarta. Mereka ingin mempermudah pelanggan untuk menikmati pisang molen tanpa harus datang ke outlet.
Advertisement
Harga Seribuan Omzet Dua Jutaan
Dalam sehari, Raja Molen Lebak Bulus bisa menghabiskan enam tandan pisang dengan omzet mencapai sekitar Rp 2 juta. Pisang yang dipakai adalah Uli Sukabumi karena punya rasa yang lebih manis dan buah lebih besar.
"Kami beli dari ijo sampai kuning sendiri. Beli di pasar dan kami sortir untuk yang layak jual," tambah Tommy.
Selain bahagia karena usahanya untung, Raja Molen yang dibuka sejak Desember 2017 juga berbangga karena bisa mempekerjakan empat orang pegawai. Menurut mereka modal paling besar adalah dari bahan baku.
"Tapi enggak sampai tiga digit modal awalnya. Mahasiswa, sih, harusnya bisa. Ditambah bisa buka rezeki buat orang yang mau kerja. Jadi buka lapangan pekerjaan," tutup Tommy.