Ke Bukittinggi, Bella Saphira Promosi Kebaya Sulam Bordir dan Songket Pandai Sikek

Bella Saphira tampil cantik saat mengenakan kebaya sulam bordir dan songket pandai sikek saat di Bukittinggi, Sumatera Barat.

oleh Komarudin diperbarui 27 Des 2018, 21:30 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 21:30 WIB
Bella Saphira
Bella Saphira tampil cantik saat mengenakan kebaya sulam bordir dan songket pandai sikek saat di Bukittinggi, Sumatera Barat. (Instagram/@bellasaphiraofficial/https://www.instagram.com/p/Br1UGg1HNqZ/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta – Bella Saphira sangat menghormati daerah-daerah di Indonesia. Tiap kali ia berkunjung ke daerah tertentu, istri Mayjen Agus Surya Bhakti itu biasa mengenakan busana daerah setempat.

Salah satunya saat ia berkunjung ke Bukittinggi, Sumatera Barat, beberapa hari lalu. Ia mengenakan atasan kebaya sulam bordir dan songket pandai sikek hijau pupus yang saya beli dari Bukittinggi pada 2014 lalu.

"Seperti Biasa, Bilamana berkunjung ke Suatu Daerah di Indonesia, kami upayakan Memakai Busana Khas Asal Daerah Tsb. Sambil Cuci Mata, membeli sedikit Oleh2 Kreasi Cantik Asli dari Bukittinggi," tulis Bella Saphira, Rabu, 26 Desember 2018.

Bella menjelaskan, Bukittinggi terkenal dengan krancang dan sulam. Ada sulam bayang, sulam timbul, sulam tusuk peniti, dan bordiran lainnya, dan bukan hasil mesin.

"Amatlah Cantik! Bahkan bisa di bilang Cantiiik Sekali! Kalau Mampir ke Bukittinggi, Jangan lupa membeli Kain dengan Technic sulam/Bordir, Krancang atau Sulaman Khas lainnya," lanjut Bella.

Turun ke Sawah

Bella Saphira
Bella Saphira (Dok.Instagram/@bellasaphiraofficial/https://www.instagram.com/p/Br2KqNYntAE/Komarudin)

Masih di Bukittinggi, Bella Saphira juga mengunggah foto saat berada di sawah di Lembah Ngarai Sianok. Suasana sejuk dan nyaman dirasakan Bella. Pondok istirahatnya pun berbentuk rumah Gadang khas rumah Minang.

Di area ini, kata Bella, pasukan Jepang mencegat petani-petani merampas padi dan juga hasil kebun mereka. Pasukan tentara Jepang pada 1942-1944 yang panjang total sampai 8 KM di dalam Ngarai Sianok.

"49 meter dari bawah tanah,Sebagai tempat persembunyian mereka sekaligus Markas Pasukannya dan Tempat menumpuk Hasil Bumi Pertanian dan Perkebunan di Lembah Ngarai Sianok," lanjut Bella.

Jika petani-petani tersebut tak mau menyerahkan hasil buminya, sambung Bella, mereka ditangkap, ditawan di dalam penjara yang ada lubang-lubang gua tersebut bahkan dihabisi nyawanya.

"Lobang Jepang ditemukan pada 1950," tulis Bella Saphira.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya