Cerita Perempuan yang Punya 6 Pasang Anak Kembar, 4 Kembar Tiga, dan 5 Kembar Empat

Baru berusia 39 tahun, perempuan ini sudah punya 38 anak.

oleh Asnida Riani diperbarui 01 Mei 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 19:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi anak kembar. (dok. unsplash.com/nikolabriede)

Liputan6.com, Jakarta - Mariam Nabatanzi melahirkan anak kembar setahun setelah menikah di usia 12 tahun. Setelah itu, lima pasang kembar lahir, disusul empat anak kembar tiga dan lima kembar empat. Tiga tahun lalu, suami perempuan asal Uganda ini meninggalkan mereka dan membuat Mariam harus menghidupi 38 orang anak sendiri.

Dilansir dari Daily Mail, Rabu (1/5/2019), Mariam hidup bersama anak-anaknya di empat rumah lempung yang terbuat dari semen beratap seng di sebuah desa yang dikelilingi perkebunan kopi sejauh 50 kilometer (km) di utara Kampala,

Setelah kelahiran anak kembar pertamanya, Mariam diberi tahu dokter bahwa dirinya punya ukuran rahim yang sangat besar. Dengan kondisi tersebut, sang dokter menuturkan, konsumsi pil KB bisa sebabkan masalah kesehatan. Jadi, Mariam terus hamil dan hingga kini memiliki 38 anak.

Kehamilan terakhirnya, yakni 2,5 tahun lalu, mengalami komplikasi. Harusnya, kehamilan tersebut akan memberikan pasangan ke-6 anak kembar dan salah seorang di antaranya meninggal, terhitung jabang bayi itu merupakan anak ke-6 Mariam yang meninggal.

"Saya besar dalam keadaan yang selalu membuat saya berlinang air mata. Suami saya telah memberi saya banyak kesakitan. Semua waktu saya gunakan untuk menjaga anak-anak dan bekerja demi mendapatkan uang," tutur perempuan 39 tahun tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berjuang Hidupi 38 Anak

Ilustrasi
Ilustrasi anak kembar. (dok. unsplash.com/roseelena_)

Mariam telah menjalani berbagai pekerjaan demi memastikan kebutuhan pokok anak-anaknya terpenuhi. Mulai dari penata rambut, bagian dekorasi acara, mencari dan mejual besik bekas, meramu gin lokal, sampai menjual obat herbal, semua sudah dilakoni.

Uang yang didapat sebagian besar digunakan untuk makan, membeli obat-obatan, dan memenuhi biaya sekolah. 

"Ibu saya sangat kelelahan. Pekerjaan itu benar-benar menggerogoti tubuhnya. Kami membantu sebisa kami seperti memasak dan mencuci. Tapi, ia tetap menanggung beban berat," kata anak tertua Maram, Ivan Kibuka (23), yang keluar sekolah ketika SMP untuk bantu mencari uang.

Cerita di Balik Keinginan Punya Keluarga Besar

Ilustrasi
Ilustrasi perempuan punya banyak anak. (dok. unsplash.com/princearkman)

Keinginan Mariam untuk punya keluarga besar nyatanya tak datang dari memori menyenangkan. Tiga hari setelah dilahirkan, ibu Mariam meninggalkan rumah, meninggalkan ayah, dirinya, dan lima orang saudaranya.

"Ia pergi begitu saja," kenang Mariam. Setelah ayahnya menikah kembali, ibu tiri Mariam meracui lima saudaranya dengan menaruh pecahan kaca di makanan mereka. Kelimanya meninggal. Mariam terhindar dari maut karena saat itu tengah mengunjungi kerabat.

Tumbuh besar, Mariam ingin memilki enam anak untuk membangun kembali keluarganya. Sekarang jumlahnya jauh dari harapan, Mariam hanya ingin anak-anaknya bahagia.

"Saya tidak ingin anak-anak jadi seperti saya. Saya mengemban tanggung jawab besar di usia sangat muda. Saya tidak pernah merasakan kebahagiaan yang utuh," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya