Liputan6.com, Jakarta - Tren belanja onlne memang semakin meningkat. Meski begitu bukan berarti penjualan secara offline kurang diminati. Bahkan, penjualan online dan offline bisa saling mendukung.
Perpaduan cara belanja itu ikut dipelopori oleh Brightspot. Sejak 2009, mereka konsisten menjadi sebuah gerakan. Mereka mendorong, membentuk dan mendukung kreativitas dan karya anak muda diberbagai sektor seperti industri fashion, makanan, musik dan seni, dan hingga kini berhasil menancapkan sebagai pioner dan barometer market kreatif.
Mereka berusaha menggairahkan bisnis produk-produk lokal, khususnya perkembangan ekonomi dan bisnis kreatif di Indonesia dengan menggelar pasar belanja di bidang fashion dan kuliner.
Advertisement
Baca Juga
Brightspot mengumpulkan berbagai laman belanja online di dua bidang tersebut untuk menjual produk mereka secara langsung ke konsumen lewat ajang Brightspot Market.
Dalam penyelenggaraan pertama sepuluh tahun lalu baru diikuti 25 tenant dan 5000 pengunjung. Tiap tahun ternyata berkembang pesat hingga pada 2018 lalu berhasil mencapai 72.000 pengunjung dengan 170 tenant yang terkurasi, dengan total transaksi sekitar Rp12 Milyar.
Keberhasilan ini pun didukung dengan meningkatkan pengalaman konsumen online dan offlline, dengan diluncurkannya aplikasi yang hingga sampai saat ini telah diunduh sebanyak 40.000 pengguna.
Menurut penggagas Brightspot, Anton Wirjono industri e-commerce di Indonesia saat ini sedang melaju dengan pesat. Meski begitu ada satu isu yang terus membayangi sejak tren e-commerce itu sendiri tumbuh, yaitu logistik, terutama untuk pengiriman barang.
Salah satu faktor keengganan konsumen memanfaatkan layanan e-commerce adalah harga pengiriman barang yang tinggi terutama untuk ke daerah pelosok. Tapi kini ada satu konsep yang mulai menjadi tren dan perbincangan buat memecahkan masalah logistik di Indonesia, yaitu konsep O2O (Online-to-Offline).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Mendekatkan dan Menambah Pelanggan
"Salah satu cara penerapan konsep O2O ini adalah para toko online ini harus bisa dan siap menjual produk mereka secara langsung atau offline. Hal ini bisa lebih mendekatkan mereka dengan pelanggan dan juga bisa menambah pelanggan baru," tutur Anton di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Selasa, 17 September 2019.
Tren itu diyakini bakal semakin meningkat. Hal itu, menurut Anton, bisa dilihat dari makin meningkatnya peserta dan pengunjung Brightspot Market. Gaungnya juga semakin kuat tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
Sebagai bentuk perayaan dan komitmen maka di tahun ke-10 penyelenggaraannya, akan diadakan BrightspotMRKT 10 Year Anniversary pada 3-6 Oktober 2019 di D8 (District 8 The Market Place), Senopati, SCBD.
"Ini buat pertama kali kita menggelar acara di tempat yang belum diluncurkan secara resmi. D8 ini rencananya baru diresmikan akhir tahun ini. Tapi semua fasilitasnya sudah siap dan tempatnya besar. Untuk transportasi dan aksesnya juga lebih mudah," terang Anton pada Liputan6.com.
Dalam rangkaian perayaanBrightspotMRKT 10 Year Anniversary, mereka didukung penuh oleh para partner, seperti Lazada, DCode, Aqua, XL, Dana, Intel, dan MRT.
Selain menjual barang-barang fashion, kosmetik dan kuliner, Brightspot Market 2019 juga akan menampilkan hiburan musik dan DJ dari dalam negeri dan internasional.
Advertisement