Berkilau, Kate Middleton Tampil Serba Hitam Saat Menonton Pertunjukan Teater

Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Willam dan Kate Middleton menghadiri sebuah pertunjukan teater Dear Evan Hansen yang membahas tentang pentingnya kesehatan mental remaja dan ibu. Dalam kunjungan khusus yang berlangsung Selasa, 25 Februari 2020, Kate Middleton tampil menawan dengan balutan busana serba hitam. 

Dalam kunjungan ke Noel Coward Theatre di London, ibu tiga anak itu membalut dirinya dengan gaun wol berwarna hitam milik Eponine. Busana tersebut dipercantik dengan adanya hiasan kancing di bagian depan. 

Tampilan sederhana namun elegan dari ibu tiga anak tersebut semakin apik dengan perpaduan sepatu berwarna perak buah karya Jimmy Choo. Dilansir dari Hello Magazine, Rabu, 26 Februari 2020, sepatu tersebut dibanderol dengan harga 525 pound sterling atau sekitar Rp9 juta. 

Tak lupa pula, Kate menggenggam sebuah dompet yang berkilauan dan senada dengan warna dari  sepatunya. Tampilan elegannya ditambah dengan cincin warna dongker berbentuk lonjong. 

Dalam kesempatan tersebut Kate mempercantik tampilan rambutnya dengan gaya wavy blowout. Dipadukan dengan sapuan make up tipis berwarna merah muda, Kate Middleton makin memesona. 

Tak ingin kalah dengan sang istri, Pangeran William memilih jas biru sebagai outfit-nya malam itu. Jas tersebut dilengkapi dengan dasi bermotif polkadot yang melingkar di lehernya. 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Drama musikal Dear Evan Hansel ialah sebuah pertunjukan yang membahas tentang kesehatan mental dari ibu dan anak remaja. Pertunjukan yang menampilkan kisah dari seorang anak lelaki yang berjuang untuk bisa bersosialiasi dengan lingkungan sekitar tersebut dinaungi oleh The Royal Foundation. 

Dilansir dari akun Instagram resmi Kensington Palace (@kensingtonroyal), masalah kesehatan mental adalah prioritas utama bagi The Royal Foundation. Pasangan kerajaan itu membantu mengubah stigma dan mendorong banyak orang untuk lebih berani mengungkapkan perasaannya. 

Upaya The Royal Foundation tersebut ditunjukan dengan adanya pengembangan sebuah saluran telepon yang bersifat rahasia dan gratis di mana orang-orang bisa bebas mengungkapkan apa yang dirasakannya. (Tri Ayu Lutfiani)