Liputan6.com, Jakarta - Kesenjangan gender sering kali dibicarakan saat menyangkut hal pekerjaan, pendidikan, atau juga norma sosial. Namun, tahukah Anda bahwa nyatanya ada pula kesenjangan gender lainnya dalam masalah kesehatan dan kesejahteraan hidup?
Penyakit yang rentan dialami para perempuan bukan hanya tentang kanker payudara, endometriosis, dan sindrom ovarium polikistik. Ternyata, perempuan juga lebih berisiko mengalami beberapa kondisi kesehatan umum, seperti depresi, insomnia, dan migrain, dibandingkan pria.
Advertisement
Baca Juga
Pertanyaannya adalah mengapa dan apa yang dapat Anda lakukan jika mengalaminya? Berikut adalah beberapa informasi yang perlu Anda ketahui tentang enam masalah kesehatan yang lebih berisiko hanya karena Anda seorang perempuan, mengutip The Singapore Women’s Weekly via AsiaOne.
Migrain
Penelitian oleh Duke-NUS Medical School dan Novartis menemukan bahwa migrain cenderung lebih sering terjadi pada perempuan dewasa daripada pria. Menurut Migraine Research Foundation di New York, perempuan cenderung menderita migrain tiga kali lebih sering daripada pria.
Penyebabnya adalah fluktuasi hormonal bulanan dianggap berperan lebih dari 50 persen migrain yang terjadi pada perempuan, yang biasanya menyerang tepat sebelum, selama, atau setelah menstruasi bulanan. Sementara itu, penelitian berbasis laboratorium juga menunjukkan bahwa otak perempuan mungkin memiliki pemicu yang lebih cepat daripada pria untuk mengaktifkan gelombang aktivitas yang menyebabkan migrain.
Untuk mengurangi dampaknya, Anda perlu banyak mengonsumsi makanan yang kaya asam folat, seperti bayam, buah jeruk, kacang-kacangan, dan telur. Asam olat dan vitamin B, secara signifikan dapat mengurangi frekuensi serangan migrain dengan menurunkan kadar protein pemicu sakit kepala yang disebut homosistein.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Insomnia
Survei 2018 oleh Wakefield Research menempatkan Singapura sebagai negara dengan warga yang paling membutuhkan tidur ke-2 dari 12 negara. Banyak penelitian internasional juga menunjukkan bahwa insomnia lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pria.
Hal itu disebabkan oleh perubahan hormonal berperan, terutama di sekitar menopause, yang meningkatkan risiko insomnia. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa perempuan lebih mungkin mewarisi gen spesifik yang dapat meningkatkan kemungkinan mengalami insomnia dibandingkan pria.
Lakukanlah setidaknya meditasi selama 20 menit sehari sebagai meditasi berkesadaran (mindfulness). Menurut sebuah penelitian, meditasi dapat membuat peningkatan kualitas tidur yang signifikan bagi orang yang hidup dengan insomnia. Anda dapat menggunakan berbagai aplikasi digital yang dapat memandu proses meditasi Anda sehari-hari.
Advertisement
Stroke
Statistik menunjukkan satu dari lima perempuan mengalami stroke dalam hidup mereka dibandingkan dengan satu dari enam pria. Menurut Singapore Heart Foundation, gabungan penyakit jantung dan stroke adalah penyebab utama kematian di kalangan perempuan di Singapura.
Perempuan memiliki beberapa faktor risiko stroke yang unik. Selain itu, penggunaan beberapa jenis terapi penggantian hormon dan pil kontrasepsi dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah, yang menyebabkan stroke iskemik. Perempuan juga lebih berisiko mengalami pecahnya pembuluh darah di otak yang dapat menyebabkan stroke hemoragik.
Cara tepat untuk mencegahnya adalah dengan melakukan lebih banyak olahraga. Risiko stroke Anda turun lebih dari sepertiga semakin bugar setelah Anda berusia 45 tahun. Hal ini karena ketika berolahraga selama lebih dari empat jam seminggu, artinya kemungkinan untuk mengalami tekanan darah tinggi, yang diketahui dapat memicu risiko stroke, menjadi 20 persen lebih kecil.
Depresi
Studi Kesehatan Mental Singapura pada tahun 2017 menemukan bahwa prevalensi gangguan depresi mayor (MDD) seumur hidup lebih tinggi pada perempuan, yaitu 7,2 persen, dibandingkan pria pada angka 4,3 persen. Hal ini karena berbagai peristiwa tertentu dalam kehidupan perempuan dapat meningkatkan risiko depresi, termasuk melahirkan atau mengalami menopause dini.
Menopause juga merupakan faktor risiko jika Anda memiliki riwayat depresi. Selain itu, perempuan lebih cenderung menjadi pengasuh anggota keluarga lainnya, yang dapat meningkatkan risiko depresi.
Anda perlu mencegahnya dengan setidaknya berada di taman atau lapangan hijau dengan tanaman selama 30 menit setiap minggunya. Hal ini membuat risiko depresi jauh lebih kecil, menurut penelitian pada 2016. Hal tersebut karena waktu di alam menyebabkan penurunan aktivitas di wilayah otak yang terkait dengan perenungan akan pikiran negatif yang berulang, yang merupakan faktor penting dalam perkembangan depresi.
Advertisement
Artritis Reumatoid
Artritis reumatoid (RA) adalah sejenis penyakit autoimun, sekelompok penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan daripada pria. Statistik menunjukkan bahwa ini terjadi pada perempuan tiga kali lebih banyak daripada pria. Alasan pastinya masih belum jelas, tetapi kombinasi kromosom X dan gen yang berhubungan dengan kekebalan, serta hormon, dan faktor lingkungan, kemungkinan berperan di dalamnya.
Cegah penyakit ini dengan makan ikan yang mengandung minyak, seperti salmon, tuna, dan sarden, setidaknya seminggu sekali. Jenis ikan tersebut tinggi akan asam lemak omega-3, termasuk DHA dan EPA, serta omega-3 ini membantu memblokir zat inflamasi, yang bekerja untuk menurunkan risiko pengembangan RA sebanyak 52 persen. Minyak ikan dapat juga digunakan untuk mengurangi nyeri sendi dan kekakuan pada pasien penyakit ini.
Penyakit Alzheimer
Menurut laporan Fakta dan Angka Penyakit Alzheimer 2014 oleh Alzheimer's Association di AS, satu dari enam perempuan di atas usia 65 tahun akan mengalami Alzheimer, dibandingkan dengan satu dari 11 pria. Ini disebabkan otak perempuan cenderung menumpuk lebih banyak amiloid, yaitu protein yang membentuk plak yang berperan dalam perkembangan Alzheimer. Para peneliti masih belum yakin mengapa, tetapi satu teori menyatakan bahwa membawa dua kromosom X meningkatkan risiko mewarisi gen yang meningkatkan risiko penyakit.
Cara mencegah risikonya adalah dengan mengikuti diet MIND, yakni kombinasi diet Mediteranian dan diet DASH, yang dapat menurunkan risiko Alzheimer Anda sebanyak 53 persen, menurut sebuah studi tahun 2015. Dengan menjalankan prinsip diet dengan cukup baik dapat membantu menurunkan risiko Alzheimer sekitar 35 persen.
Diet MIND terdiri dari makanan yang meningkatkan kesehatan otak. Ini termasuk makanan seperti sayuran berdaun hijau, beri-berian, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun, unggas, dan tidak lebih dari satu gelas anggur (wine) per harinya. (Brigitta Valencia Bellion)
Advertisement