Kurangi Screen Time, Manfaatkan 6 Permainan Tradisional Indonesia di Momen Hari Anak Internasional

Hari Anak Internasional sendiri diperingati pada 20 November setiap tahunnya.

oleh Asnida Riani diperbarui 21 Nov 2020, 12:30 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2020, 12:30 WIB
Pameran Mainan Masa Kecil-Jakarta- Johan Tallo-20170224
Pengunjung bermain Congklak saat Pameran dan Gelar Dolanan Nusantara di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (24/2). Pameran bertema tema "Menyelami Kegairahan Masa Kecil" ini berlangsung pada 22-28 Februari 2017. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Anak Internasional yang setiap tahunnya jatuh pada 20 November tentu bisa dimaknai dengan berbagai cara. Perpanjangan tangannya boleh disesuaikan dengan kondisi terkini, walau dalam kasus sekarang tak terlalu menyenangkan.

Mengendalikan screen time anak, terutama di masa pandemi, bisa jadi tantangan tersendiri. Dengan berkurangnya kesempatan si kecil keluar rumah, para orangtua harus putar otak menyusun agenda supaya anak-anak tak jenuh dan tak berpaku ke layar.

Memanfaatkan permainan tradisional khas Indonesia pun bisa jadi salah satu alternatif menarik. Dari sebegitu banyak, berikut beberapa rekomendasinya untuk Anda pertimbangkan.

1. Congklak

Berbekal papan dengan 16 lubang dan biji total 98 buah yang bakal diisi pada lubang-lubang tersebut, permainan ini tak jarang berlangsung sengit. Memikirkan strategi dalam bermainnya juga bisa melatih kemampuan analisa anak.

Dimainkan dua orang, tentukan siapa yang akan jalan lebih dulu. Pengundian ini biasanya dengan suit dan yang menang akan mengambil semua biji pada satu lubang. Lalu, mengisi lubang papan satu per satu, dari kiri ke kanan.

Sampai biji habis dan bisa diteruskan bila memang masih jatuh di lubang berisi biji. Begitu seterusnya sampai ada yang memiliki jumlah biji terbanyak dan keluar sebagai pemenang permainan tradisional ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2. Lompat Tali

[Bintang] Selain Boneka, 5 Permainan 90-an Ini Juga Dimainkan Anak Cewek
Lompat tali karet. (Via: instagram.com/leewarrentn)

Permainan ini bahkan bisa dimulai dari melibatkan anak membuat tali dari karet yang disambung satu per satu sampai sepanjang keinginan. Lompat tali biasanya dimainkan oleh lebih dari dua orang dan ada dua orang yang akan bertugas memegang tali.

Namun jika tidak, tali bisa diikatkan ke tiang. Cara bermainnya, tali ditaruh mulai dari paling bawah, dilompati, dan seterusnya hingga tali sampai ditaruh di atas kepala. Biasanya selepas setinggi pinggang, pemain sudah boleh lompat mengenai tali.

3. Ular Naga

Bila ingin bermain sambil bernyanyi bersama anak dan melibatkan anggota keluarga lebih banyak, permainan ini adalah opsi menarik. Memulai permainan, Anda harus tentukan lebih dulu siapa dua orang yang jadi penjaga, sisanya berjalan melewati penjaga. Penjaga sendiri biasanya ditentukan dengan cara hompimpa.

Setelah penjaga sudah ditentukan, sisa orang harus berbaris dan menaruh tangan di pundak orang di depannya. Para pemain kemudian berjalan melewati penjaga sambil menyanyikan lagu ular naga sampai selesai. Ketika nyanyian sudah selesai, saatnya penjaga menangkap satu orang. Yang tertangkap harus keluar dari barisan.

4. Gundu

Bermain Sampai Riang di Arena Kaulinan Barudak Purwakarta
Adu kelereng di Arena Kaulinan Barudak Purwakarta. (Liputan6.com/Abramena)

Walau biasanya dimainkan di luar ruang, pemainan gundu atau kelereng juga bisa dilakukan di dalam rumah. Cara mainnya juga cukup mudah, hanya dengan menyentil kelereng dengan target mengenai kelereng lawan.

Jika berhasil mengenai kelereng lawan, kelereng itu boleh diambil. Biasanya jarak antara kelereng sebelum menyentil juga sudah ditentukan lebih dulu.

5. Galasin

Permainan yang juga dikenal dengan gobak sodor ini tak membutuhkan alat khusus, tapi bukan berarti kalah seru. Terdiri dari dua tim, setiap tim terdiri dari minimal 2 orang. 

Pemain awal untuk berlari dan mengejar ke arah benteng lawan bisa ditentukan dengan hompimpa. Tim lawan akan mencegah Anda melewatinya. Jadi, pastikan bergerak cepat dan jangan sampai tersentuh oleh mereka.

6. Tapak Gunung

Pameran Mainan Masa Kecil-Jakarta- Johan Tallo-20170224
Seorang anak bermain Engklek saat Pameran dan Gelar Dolanan Nusantara di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (24/2). Pameran bertema tema "Menyelami Kegairahan Masa Kecil" ini berlangsung pada 22-28 Februari 2017. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dikenal juga lewat nama engklek, permainan anak satu ini juga tak kalah seru. Dimainkan secara individu, pemain biasanya hanya dua atau maksimal lima orang. Karena harus menunggu giliran untuk main, jika terlalu banyak yang memainkannya, pemain akan bosan.

Cara memainkannya, yaitu dengan menggambar kotak-kotak di lantai, biasanya menggunakan kapur atau Anda bisa menggantinya dengan bahan lain yang bisa dihapus. Usahakan area bermain berpemukaan datar.

Jumlah kotak yang digambar ada sembilan terdiri dari tiga kotak horizontal, disambung dengan dua kotak vertikal, lalu tambah satu kotak di atasnya dan dua kotak horizontal, kemudian setengah lingkaran yang dibiasanya disebut gunung.

Setiap pemain akan melompati kotak-kotak tersebut secara bergiliran. Melompatnya harus dengan satu kaki.

Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya