Usir Rasa Bosan Selama di Rumah Saja dengan Permainan Tradisional

Founder Kampoeng Dolanan, Mustofa Sam menuturkan, ada sejumlah permainan tradisional dapat dilakukan di rumah. Apa saja?

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Mei 2020, 07:49 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2020, 04:00 WIB
Senangnya Anak-Anak Bermain Permainan Tradisional di CFD
Anak-anak bermain permainan tradisional gobak sodor ditemani sejumlah mahasiswa dari Penggerak Olahraga saat car free day (CFD) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/7/2019). Kegiatan yang rutin digelar ini untuk mengajak masyarakat DKI Jakarta aktif berolahraga. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mengatasi kebosanan selama beraktivitas di rumah selama pandemi COVID-19, ada sejumlah aktivitas dilakukan bersama keluarga. Salah satunya melakukan permainan tradisional. Kegiatan ini pun dapat dilakukan saat akhir pekan.

Founder Kampoeng Dolanan, Mustofa Sam menuturkan, ada sejumlah permainan tradisional dapat dilakukan di rumah. Bahkan dengan berpikir kreatif, alat-alat atau komponen di rumah dapat dijadikan permainan. Selain itu, menurut dia, selama pandemi COVID-19 ini, masyarakat yang dapat menjadi penggerak utama untuk mengenalkan permainan tradisional terutama kepada anak-anak.

"Ada pandemi COVID-19, menjadi kendala komunitas untuk mengenalkan permainan tradisional. Dengan ada COVID-19, orang-orang di rumah sebagai penggerak utama untuk kenalkan permainan tradisional, kami sebagai fasilitator," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (15/5/2020).

Sejumlah permainan tradisional yang dapat dilakukan saat di rumah saja antara lain ada yoyo, keke’an, gasing, kelereng, tekotek, ular tangga, sontoloyo, sebulan, terjung paying, kitiran tangan, kitiran T, dakon atau congklak, bekel, hulahop, orang2an, kitiran UFO, monopoli, lompat tali, tembak air, dan ketepel go.

Selain itu, menurut Mustofa ada permainan yang dapat dilakukan di rumah dengan memanfaatkan alat-alat di rumah. Ia mencontohkan seperti engkle. Jadi dengan memakai ubin rumah kemudian dibatasi dengan lapban hitam dan kuning untuk membuat permainan engkle di rumah.

Selanjutnya, membuat permainan tradisional bekel. Menurut dia, bola bekel dapat dibuat dari kertas kemudian dililiti dengan karet dalam jumlah banyak. Sedangkan untuk biji bekel juga dibuat dari kertas.

Selain bekel, orangtua bersama anak juga bisa bermain ketepel karet dan botol. Jadi menjatuhkan botol dengan memakai ketepel karet. Mustofa menambahkan, permainan dakon atau congklak juga bisa dibuat di rumah dengan memakai gelas mineral. Nah, gelas mineral digunting kemudian disambung hingga menyerupai dakon atau congklak.

"Selain itu juga ada Surakarta games, ini permainan sejenis halma bisa dilakukan di rumah,” tutur dia.

Ia mengakui, di tengah pandemi COVID-19, aktivitas semua dilakukan di rumah termasuk bekerja. Hal ini membuat kesibukan bertambah di rumah dan waktu bermain dengan anak, menurut dia, bisa jadi belum optimal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Manfaat Bermain Permainan Tradisional

Senangnya Anak-Anak Bermain Permainan Tradisional di CFD
Anak-anak bermain permainan tradisional hula hoop ditemani sejumlah mahasiswa dari Penggerak Olahraga saat car free day (CFD) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/7/2019). Kegiatan yang rutin digelar ini bertujuan mengajak masyarakat DKI Jakarta aktif berolahraga. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Meski demikian, Mustofa mengatakan, dengan melakukan permainan tradisional di rumah juga memiliki sejumlah manfaat untuk anak. Pertama, dengan mengenalkan permainan tradisional dapat melatih kreativitas anak dan orang dewasa. Hal itu lantaran alat-alat yang ada di sekitar kita juga bisa dijadikan permainan.

"Ini juga terkait dengan filosopi permainan itu, ada dari diri kita sendiri, alam atau lingkungan sekitar dan Tuhan. Dengan ada COVID-19 ini maka alam atau lingkungan sekitar itu, bisa dengan menggunakan alat yang ada di sekitar kita," ujar dia.

Kedua, melakukan permainan tradisional mengenalkan norma hukum. “Jadi ada aturan permainan, kalau kalah itu seperti apa dan menang seperti apa, dan kesepakatan dalam permainan itu bagaimana,” tutur lulusan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ini.

Ketiga, permainan tradisional juga mengenalkan arti sportivitas dan kejujuran. Keempat, permainan tradisional juga mengenalkan anak kepada alam. "Anak-anak akan bertanya kenapa tanah tidak bisa dibangun kalau belum dicampur semen atau apa," tutur dia.

Mustofa menambahkan, kondisi tempat untuk melakukan permainan tradisional juga tidak menjadi halangan. Saat ini komunitas Kampoeng Dolanan yang didirikan oleh Mustofa juga membuat sembilan kartu permainan. Dengan kartu ini juga mengenalkan permainan tradisional kepada masyarakat selama pandemi COVID-19.

"Kartu ini ada ranah budaya, pendidikan, sosial, dan spritualitas. Misalkan ada dolan Indonesia seperti kuartet, dan remi, lalu ada dolano internasional yang mengenalkan permainan tradisional di level dunia, dan ada juga mino card,” tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya