6 Fakta tentang Sabu Raijua, Tak Hanya soal Sensasi Terpilihnya Warga AS Jadi Bupati

Terdapat wilayah bak representasi zaman megalitikum dan sederet fakta lain tentang Kabupaten Sabu Raijua.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Feb 2021, 09:38 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 09:30 WIB
Kellaba Maja Sabu Raijua
Gunung berwarna Kellaba Maja di Sabu Raijua. (dok. Instagram dok. Instagram @jilianpenumoy/https://www.instagram.com/p/BnKsCtGhAZc/?hl=en&tagged=kellabamaja/)

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Sabu Raijua di Nusa Tenggara Timur (NTT) tengah berada dalam lampu sorot atensi publik. Terpilihnya seorang warga Amerika Serikat (AS), Orient Riwu Kore, sebagai bupati kabupaten itu jadi latar belakang keriuhan.

Sabu Raijua sendiri merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari dua pulau besar, Pulau Sabu dan Pulau Raijua, serta dua pulau kecil, yaitu Pulau Dana dan Pulau Wadu Mea.

Batas sebelah utaranya adalah Laut Sawu, sementara di baratnya terdapat Laut Sawu dan Sumba Timur. Sebelah timurnya juga berbatasan dengan Laut Sawu dan Pulau Kabupaten Rote Ndao.

Sabu Raijua merupakan daerah otonom yang baru terbentuk pada 2008 berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 2008. Daerah ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Kupang, NTT.

Kabupaten Sabu Raijua juga mempunyai wilayah laut di selatan yang berbatasan langsung dengan perairan Australia. Wilayah ini terdiri dari enam kecamatan, yakni Raijua, Sabu Barat, Hamu Mehara, Sabu Liae, Sabu Timur, dan Sabu Tengah.

Terlepas dari sensasi terpilihnya warga negara asing sebagai bupati, Sabu Raijua merupakan rumah bagi sederet pesona. Berikut beberapa di antaranya yang dilansir dari berbagai sumber, Kamis, 4 Februari 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Upacara Adat Unik

Wisata NTT
Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). (dok. Instagram @john_djami/https://www.instagram.com/p/CJsAy6DlHmN/)

Kabupaten Sabu Raijua memiliki beberapa upacara adat yang diselenggarakan di seluruh kecamatan, termasuk di Pulau Sabu. Salah satunya adalah Upacara Hole atau Upacara Pengucapan Syukur.

Upacara itu dilakukan beberapa hari setelah bulan purnama sesuai kalender adat masyarakat setempat. Puncak upacaranya berupa prosesi melepas perahu persembahan ke laut. Di dalam perahu itu ada susunan ketupat yang diletakkan sesuai urutan 12 suku-suku lokal.

Upacara adat ini mengandung beberapa nilai dalam kehidupan sosial kemasyarakatan orang Sabu Raijua, seperti kepercayaan, kesadaran, persatuan dan kesatuan, etika, estetika, kesetiaan, serta yuridis.

2. Bukit Pelangi bak Grand Canyon-nya NTT

Wisata NTT
Kelabba Maja, Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, NTT. (dok. Instagram @tjetjepr/https://www.instagram.com/p/CAq829WDs_a/)

Tak mengingkari namanya, obyek wisata Kelabba Maja di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua secara alami memiliki warna-warni menawan bak pelangi. Keindahannya tak kalah dari Grand Canyon di AS karena Kelabba Maja juga terdiri dari hamparan lembah dan memiliki beberapa tebing berbentuk unik.

Selain bukit pelangi, ada juga batu keseimbangan yang berdiri kokoh di ujung tebing batu meruncing. Ini dianggap sebagai perlambang ayah, ibu, juga anak, dan dipercaya masyarakat setempat sebagai lokasi bersemayamnya para dewa.

3. Jelajah Desa Adat

Wisata NTT
Kampung Namata, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). (dok. Instagram @siagiansariani/https://www.instagram.com/p/CKBTzRwA7lV/)

Desa Adat Namata merupakan salah satu destinasi yang penduduk lokalnya masih memegang teguh adat dan kepercayaan Djingitiu atau pemujaan dewa-dewa para leluhur.

Menjelajah rumah adat khas dan merasakan suasana peradaban zaman megalitikum, di mana terdapat bongkahan batu-batu berbentuk lingkaran di tengah desa yang setiap bongkahnya dipercaya memiliki daya magis tersendiri, adalah sensasi yang menunggu di sini.

4. Punya Tenun Khas

Rekor Tenun Ikat
Pemecahan rekor tenun ikat terpanjang akan meriahkan Festival Kalaba Madja yang akan digelar di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) 9-12 September 2019. (Liputan6.com/ Ola Keda)

Tenun wilayah ini biasanya terdiri dari ei atau sarung, higi atau selimut, dan naleda atau selendang. Wastra ini umumnya bermaterial benang yang direntangkan pada langa agar mudah diikat. Cara pengikatan benang, yakni dengan membuat pola, kemudian diikat sesuai motif yang telah dibuat.

Motif tenun Sabu Raijua biasanya terdiri diri tiga warna khas Astronesia. Warna-warna ini dihasilkan dari pewarna alami, di mana warna biru atau hitam dari racikan nila, sedangkan kuning berasal dari kunyit.

Tenun Sabu Raijua umumnya bermotif geometris, juga flora dan fauna. Corak tersebut disusun berderet dalam jalur teratur dalam setiap lembarannya.

Cara mengenakan kain tenun Sabu Raijua sangat sederhana. Pertama, kain diikat di pinggang, lalu sisanya dilipat ke depan dengan memperlihatkan motif ikatan. Untuk pakaian malam, masyarakat setempat biasanya menambahkan naleda atau selendang yang kedua ujungnya menggantung di depan.

5. Ritual Adat Masyarakat Sabu Raijua

Bendera Belanda
Leonard Albert Laikudi, generasi keempat penyimpan bendera Belanda yang usianya sekitar 200 tahun di Kabupaten Sabu Raijua, NTT. (Liputan6.com/Ola Keda)

DAB'BA merupakan salah satu ritual adat populer di kalangan masyarakat Sabu Raijua karena menampilkan nilai-nilai budaya yang sangat sakral. Prosesinya sendiri hanya dilakukan dua hari sekali dalam setahun.

Rangkaiannya terdiri dari acara sabung ayam secara adat dari beberapa kelompok, yang dalam bahasa Sabu disebut ADA, sebagai representasi suku-suku setempat.

Ritual adat DAB’BA akan dilakukan di masing-masing wilayah adat sesuai perhitungan kelender adat, di mana Sabu Raijua terbagi dalam lima wilayah adat, yaitu Wilayah Adat Raijua, Wilayah Adat Liae, Wilayah Adat Seba , Wilayah Adat Mehara, dan Wilayah Adat Dimu.

Pelaksanaan ritual adat DAB’BA akan dilaksanakan di dua tempat berbeda selama dua hari dalam setahun.

Pelaksanaan hari pertamanya jatuh keesokan hari setelah bulan purnama yang dalam bahasa kelender adat Sabu Raijua disebut Hepe Hape. Sedangkan hari kedua akan dilaksanakan pada hari kedua setelah bulan purnama yang dalam bahasa kelender Adat Sabu dikenal dengan Due Pehape.

6. Makanan Khas

Beras
Ilustrasi Beras (Istimewa)

Wollapa merupakan makanan khas masyarakat Kabupaten Sabu Raijua. Kuliner ini berbahan dasar beras dan gula merah dari lontar khas Sabu. Beras yang ditumbuk dan dicampur gula jadi seperti adonan kue adonan tersebut kemudian dibentuk dan dibungkus menggunakan kulit jagung yang sudah kering atau daun kelapa, lalu dikukus hingga matang. (Melia Setiawati)

Infografis Disiplin Protokol Kesehatan Harga Mati

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati
Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya