Berkejaran dengan Tenggat, KLHK Gaet Bude Jo Genjot Pengelolaan Sampah

KLHK hanya punya waktu kurang dari empat tahun untuk mencapai target Indonesia Bebas Sampah 2025. Bude Jo alias Bu Joko pun dipekerjakan untuk promosi pengelolaan sampah.

oleh Komarudin diperbarui 28 Apr 2021, 20:03 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2021, 20:03 WIB
Dirjen (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati
Dirjen PSLB3 Rosa Vivien Ratnawati dalam peluncuran film pendek Bude Jo Mengelola Sampah (Liputan6.com/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang berkejaran dengan waktu. Tenggat 2025 Indonesia bebas sampah hanya kurang dari empat tahun lagi. Berdasarkan tenggat itu, Indonesia berambisi bisa menurunkan produksi sampah hingga 30 persen dan mengurangi sampah plastik yang dibuang ke laut sampai 70 persen.

Beragam cara dicoba, termasuk dengan mengemas materi-materi terkait pengelolaan sampah secara menarik. Kali ini KLHK meluncurkan film pendek Bude Jo ini bercerita tentang pengelolaan sampah.

"Dengan gaya Bude Jo yang sok tahu tentang pengelolaan sampah, semoga masyarakat bisa tertarik bagaimana mengelola sampah dengan baik. Film ini dikemas dengan beberapa seri yang berdurasi rata-rata satu menit dan paling banyak tiga menit. Melalui film ini semoga masyarakat bisa berubah," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati dalam peluncuran film pendek Bude Jo Mengelola Sampah secara daring, Rabu (28/4/2021).

Dalam film ini akan diceritakan bagaimana bank sampah akan berperan dalam sirkular ekonomi. Sampah juga menghasilkan secara ekonomi, termasuk dapat menghasilkan uang yang banyak.

"Seperti hadirnya Wildayanti yang berperan sebagai pengusaha sampah yang dikenal dengan ratu sampah. Ia bisa memberikan contoh yang baik kepada masyaakat bahwa sampah itu pendekatannya bukan kumpul angkut buang, tapi sampah itu bisa menjadi sumber ekonomi," imbuh dia.

Harapan senada disampaikan Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Novrizal Tahar. Saat ini perlu didorong agar terjadi perubahan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Ia mengakui masih banyak masyarakat yang tidak peduli terhadap sampah.

"Film Bude Jo Mengelola Sampah ini tidak panjang, tapi sangat komplet. Dari hulu sampai hilir, bahkan bicara bagaimana mengelola sampah masker yang ada sekarang, termasuk limbah masker yang berasal dari orang sakit yang dirawat akibat Covid-19," ujar dia.

Oleh karena itu, lanjut Novrizal, perlu kampanye publik, salah satunya lewat film ini.  Pemerintah daerah pun bisa menggunakan film tersebut untuk kampanye  dengan mencantumkan sumbernya. "Film ini harus menjadi bagian solutif dalam penyelesaian pengelolaan sampah di Indonesia," kata Novrizal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sampah Tanggung Jawab Bersama

Siti Fauziah, pemeran Bude Jo
Siti Fauziah, pemeran Bude Jo (Liputan6.com/Komarudin)

Sementara itu, sutradara film Bude Jo Mengelola Sampah, Hilman Mutasi mengatakan awalnya bingung karena penonton itu hanya mau dihibur saat menonton film. Saat ada konten edukatif, mereka suka menghindarinya.

"Namun, ketika pemainnya yang ditawarkan adalah Ozzie, super talented Ozzie, maka film tersebut akan keren. Lewat Ozzie, pesan-pesan yang disampaikan tidak menggurui, benar-benar akan diterima oleh masyarakat," ujar Hilman.

Siti Fauziah Ozzie, pemeran Bude Jo mengatakan pegnelolaan sampah, itu bukan kewajiban dn tanggung jawab KLHK tapi juga tanggung jawab bersama.  "Saya juga harus andil dan harus paham bahwa sampah itu tidak asal buang," ujar dia.

Mengenai perannya sebagai Bude Jo, ia mengatakan sangat jauh berbeda dengan dirinya. Bude Jo dalam film tersebut sosok yang merasa tahu tentang pengelolaan sampah, namun kurang update terhadap perkembangan pengelolaan sampah.

Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya